“Lillahi wa inna ilaihi raji'un telah wafat kakek kami tercinta, guru bangsa, legenda dongeng Indonesia, maestro sketsa Indonesia Drs. Suyadi (Pak Raden), pada hari jumat malam jam 22.20 WIB. Mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar besarnya, segala salah, khilaf dan kekurangan. Semoga yang pergi diberikan tempat yang indah, dimasukan ke dalam barisan orang yang beriman, diterima segala amal ibadahnya, menjadikan segala karyanya cahaya yang menerangkan. Aamin ya robbal alamin”. Demikian pesan singkat sahabat saya Fey melalui group WA. Saya langsung membalas ucapan belasungkawa tersebut .
Tokoh pendongeng itu tutup usia pada usia 82 tahun setelah dirawat di Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta karena sakit kritis.
Dikenal sebagai pendongeng cerita anak-anak yang mampu menghidupkan tokoh yang diceritakannya sedemikian rupa kepada para pendengarnya, Drs. Suyadi atau ‘pak Raden’ ini hebat. Dari sekedar pengisi suara sampai memerankan tokoh yang diceritakannya. Melalui kepiawaiannya inilah, tokoh pak Raden dalam serial boneka si Unyil mampu hidup di dalam fantasi anak-anak, remaja, bahkan para orangtua, kakek nenek kita.
Belum ada yang mampu menandingi ‘Pak Raden’. Pernah pada tahun tujuh puluhan sampai delapan puluhan ada serial boneka Kuncung Bawuk di TVRI Yogyakarta, tetapi serial ini belum bisa mengalahkan ketenaran dan ketokohan pak Raden dan si Unyil yang disiarkan TVRI Jakarta.
Ditengah hiruk pikuknya globalisasi, berita-berita kriminal, korupsi, debat sana-sini di televisi, tentu kita rindu film boneka untuk anak-anak sebagai media membangun karakter sejak dini. Model cerita ala si Unyil yang ringan, lucu, mendidik, menginspirasi anak-anak untuk berperilaku dan berbudi baik. Kita tentu rindu dengan ketokohan pak Raden yang dimainkan Drs. Suyadi.
Kata-kata bijak pak Raden yang saya ingat adalah 'Orang itu kalau berkarya harus dimulai dengan cinta'
'Pak Raden' dikenal sangat dekat dengan anak-anak, meskipun beliau dikabarkan tidak memiliki putra kandung. Ini yang membuat saya bertanya-tanya saat Fey mengatakan ‘kakek kami tercinta’ dalam pesan singkatnya.
Kami karyawan PFN sangat dekat dengan ‘Pak Raden’ seperti kakek sendiri Bu Soesi, demikian Fey diujung telepon. Pak Raden adalah bagian dari serial film boneka si Unyil produksi Perum Perusahaan Film Negara (PFN) salah satu BUMN Indonesia, dimana Fey berkarya.
Selamat jalan ‘Pak Raden’, selamat jalan kakek tercinta (SOE/2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H