Mohon tunggu...
Soesi Sastro
Soesi Sastro Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Sosial dan Lingkungan

The secret of change is to focus all energy not on fighting the OLD but on building the NEW

Selanjutnya

Tutup

Money

LRT Jokowi, Berisik

22 Oktober 2015   22:00 Diperbarui: 22 Oktober 2015   22:16 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="LRT Jokowi mulai pembangunannya "][/caption]RABU 9 September 2015, Presiden Jokowi meresmikan dimulainya proyek percepatan pembangunan kereta ringan (light rail transit/LRT) di Indonesia melalui groundbreaking di tol Jagorawi, seberang kantor PT Jasa Marga (Tbk).

LRT adalah moda transportasi massal berbasis rel, elevated, ramah lingkungan. Akan dibangun di atas tanah ruang milik jalan tol dan non-tol. Pembangunan tahap pertama meliputi lintas Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas dengan 18 stasiun dan panjang 42,1 km. Tahap dua lintas pelayanan Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan dan Palmerah-Grogol sepanjang 41,5 km. Pembangunan LRT dengan rencana total panjang 83,6 kilometer itu harus dipercepat karena sudah tertunda cukup lama, kata Presiden Jokowi di media waktu itu. 

LRT ini kabarnya akan berkecepatan operasi 60-80 km perjam, lebih cepat daripada berkendaraan sendiri. Menurut info pembangunan oleh PT Adhi Karya, LRT tahap pertama akan dimulai pada kuartal akhir 2015 dan ditargetkan selesai pada 2018. Tiga tahun kedepan jalan tol Jagorawi akan macet dan kita harus siap memandang pembangunan infrastruktur LRT ini, itupun kalau jadi.

Lima minggu pasca proyek groundbreaking, setiap mengintip dari balik kaca mobil ditengah kemacetan, tanda-tanda pergerakan crane terlihat pelan, tumpukan batu-batu beton besar yang meninggi mulai lenyap, pohon-pohon juga hilang.

Setiap berangkat kerja melewati lokasi groundbreaking, meskipun mata ngantuk, selalu saja bisa ngintip barisan crane yang membisu dengan pipa-pipa raksasa bertumpuk disana, bahkan ada yang masih nangkring di atas truk. Demikian pula setiap pulang kerja malam hari, saya berdoa agar jalan tol tidak macet di dekat crane-crane itu. Selain ngeri mungkin bahaya kalau jaraknya terlalu dekat. Paling aman memilih lajur paling kanan ketika berkendaraan dari arah Jakarta.

Rencana lokasi setasiun LRT di Cibubur juga belum ada tandanya dibangun disebelah mana. Meskipun setelah pintu tol Cibubur arah Jakarta telah dipasang seng penutup lumayan panjang plus ada crane tegak disana, tetapi kabarnya kegiatan tersebut bukan untuk setasiun LRT melainkan pelebaran jalan tol. 

Tentu saja keberadan LRT ini sangat ditunggu warga Cibubur, Depok, Bogor dan sekitarnya yang setiap hari bergelut dengan kemacetan untuk mencapai ibukota. 

Ketika kendaraan yang saya tumpangi terhenti tepat didekat lokasi crane groundbreaking karena jalan tol macet malam tadi, suara dang dung dang dung menembus kaca kendaraan dan memaksa mata saya melek. Dua buah crane yang selama ini matisuri itu, terlihat bersemangat menancapkan tiang pancang ke dalam tanah.  

Hari Kamis, 22 Oktober 2015, tepat 43 hari setelah groundbreaking atau satu tahun lebih dua hari setelah Jokowi menjadi Presiden RI, pembangunan proyek LRT di lokasi groundbreaking menggeliat sesuai rencana , tidak mangkrak. 

Untuk sebuah Indonesia yang lebih baik, suara berisik dang dung dang dung, orapopo. (SOE/2015)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun