Mohon tunggu...
soeryo riani
soeryo riani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Industri Halal

Ekonomi, bisnis dan industri halal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketimpangan Sosial di Negeri Nikel sedang Pemerintah Gencar Perkara Mobil Listrik

24 Juli 2023   13:19 Diperbarui: 24 Juli 2023   13:38 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Maluku Utara adalah provinsi penghasil nikel nomer 4 di Indonesia. Di urutan pertama ada Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kedua, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Ketiga, Morowali, Sulawesi Tengah. Dan Keempat, Halmahera Timur, Maluku utara.

Kekayaan yang terkandung di Bumi Indonesia sangatlah berlimpah ruah. Pada Tahun 1967 Menteri Pertambangan saat itu menawarkan atau secara resmi membuka kesempatan bagi investor asing untuk mengajukan penawaran kepada Indonesia untuk mengolah hasil bumi yang ada di Indonesia, salah satunya adalah nikel. 

Hal ini juga sebagai wujud mengimplementasikan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang penanaman modal Asing bagi Pembangunan Nasional. Mengapa  Indonesia membuka kesempatan kepada Investor Asing dikarenakan saat itu Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Indonesia masih sangatlah minim. Kemudian dari biaya untuk mengolah sumber daya alam pun Indonesia masih belum siap. Mengolah bijih nikel mentah menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi yang siap di Ekspor ke berbagai negara saat itu memang masih membutuhkan campur tangan pihak Luar.

Namun seiring dengan kemajuan teknologi dan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia saat ini. Di pemerintahan Bapak Jokowi mulai dilakukan hilirisasi Produk Nikel.

Hilirisasi adalah langkah yang sangat efektif untuk mengembangkan produk-produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi, selain itu, program ini dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas di daerah-daerah pusat industri program tersebut berjalan. Hal ini sudah diwujudkan dengan pelarangan ekspor nikel mentah keberbagai negara.

Pemerintah dengan kebijakan penuh Mengolah produk nikel sendiri menjadi barang setengah jadi atau barang jadi untuk membuat nilai nikel semakin tinggi. Dengan didirikanya Pabrik-pabrik pengolah nikel menjadi barang yang siap digunakan seperti baterai dan lain sebagainya.

Sehingga akibat pelarangan ekspor nikel mentah inilah yang kemudian menarik perusahaan perusahaan besar seperti Tesla menanamkan investasi ke Indonesia. kita ketahui saat ini Indonesia sedang gencar mempromosikan Mobil Listrik. Bahkan dunia saat ini mulai beralih menggunakan mobil listrik dikarenakan mobil listrik dianggap lebih ramah lingkungan. Dan mengurangi emisi udara atau polusi udara.

Ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk memajukan perekonomian dengan memanfaatkan Nikel sebagai bahan baku mobil listrik untuk menuju Indonesia sebagai raja di Mata Dunia. Hal ini dikarekan nikel merupakan bahan baku untuk membuat baterai dari Mobil Listrik itu. Menjadi langkah yang sangat cemerlang ketika dunia diterjang dahaga Nikel.

Namun hilirisasi ini saya rasa belum cukup Efektif jika melihat kondisi masyarakat maluku secara keseluruhan. Dimana disana masih banyak ketimpangan-ketimpangan sosial atau sangat kontras dengan hasil tambang yang diambil dari sana. Masyarakat belum bisa menikmati apa yang diambil dari tempat mereka tinggal.

Susahnya barang-barang pokok rumah tangga yang didapat, ketersediaan rumah layak huni, tersedianya air bersih, kemudian pengangguran, rendahnya pendidikan, samapi kepada stanting pada Ibu Hamil menjadi tolok ukur kemiskinan Di provinsi Maluku Utara. 

Hal ini dikarekanan Infrastruktur di Provinsi maluku memang masih jauh tertinggal dibanding provinsi-provinsi yang telah lama berkembang, seperti DKI Jakarta diikuti dengan provinsi lain. Provinsi maluku adalah Provinsi pemekaran bersama dengan Papua. Sehingga untuk mewujudkan Infrastruktur di maluku utara memang perlu kerja keras. Hal ini dikarenakan faktor geografis provinsi maluku yang sebagian besar terdiri dari laut dan pulau, sehingga dibutuhkan infrastruktur baik darat, laut, maupun udara. Hal ini memang membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Sehingga saya rasa memang dibutuhkan investor-investor untuk mendukung perkembangan infrastruktur disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun