Mohon tunggu...
Suryo Waskito
Suryo Waskito Mohon Tunggu... Mahasiswa -

vvota

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Monochrome sampai Wisuda

4 April 2016   21:37 Diperbarui: 4 April 2016   21:48 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa harus pilih hitam jika putih lebih sederhana? kenapa lebih pilih putih jika hitam lebih membuat percaya diri? atau memilih warna di tengah-tengah keduanya, yakni abu-abu. Daripada berdebat hal tersebut, kenapa tidak menggabungkan ketiga warna yang satu diantaranya saling berkaitan. Akhirnya muncul sebuah spektrum warna monochrome yang mampu menampung ketiga perbedaan arti dari warna tersebut. Bisa juga monochrome diartikan sebagai suatu kesatuan. Namun, terlepas dari makna dan cluster warna tersebut, ide dari konsep tersebut mampu mewakili arti dari sebuah persahabatan. Tak perlu mencolok ataupun penuh warna asalkan saling menjaga keharmonisan antar yang lain itu sudah cukup. Tidak perlu adanya perbedaan, hanya saja lebih ditekankan pada persamaan yang tidak selalu sama dengan. Dan inilah hasilnya.

[caption caption="www.facebook.com/photo.php?fbid=1133482670006271&set=a.311313652223181.74197.100000336450975&type=3&theater¬if_t=like_tagged¬if_id=1459762640518023"][/caption]Kisah persahabatan kita memang tidak selalu putih, tidak juga dipenuhi oleh warna hitam yang identik kelam. Kalau bisa direpresentasikan dengan satu warna, hanya abu-abu lah yang tepat. Mengingat abu-abu adalah campuran dari warna hitam dan putih. Sama halnya dengan persahabatan kita. Kadang ada 'putih' yang sebagian besar orang menganggap sebagai kebahagiaan, kadang juga 'hitam' dimana perdebatan tidak bisa terhindarkan.

Dulu awal mula kita berjumpa, tak ada satupun warna yang bisa menggambarkan karakter masing-masing. Namun seiring berjalnnya waktu, mulai munculah bermacam-macam warna. sifat yang bisa direpresentasikan oleh warna merah, biru, hijau, ungu, dan lainnya mulai tergores dalam kanvas sehingga tergambar suatu wujud abstrak. Meskipun perbedaan terasa di sana sini, tetap seluruh warna tersebut mampu melebur menjadi warna yang memiliki arti suci, yakni putih. Kita juga tidak melepaskan warna hitam dari pandangan mata. Sebab setitik pun warna hitam tersebut jatuh di hamparan warna putih yang luas, rasanya warna putih tersebut belum sempurna. 

Persitiwa tersebut juga bisa dijadikan ajang mengantar pada sebuah perpisahan. Lambat laun satu per satu dari kita pasti akan berpisah. Namun meskipun jarak memisahkan, tapi tetaplah ingat bahwa kita pernah disatukan oleh sebuah sprktrum warna, yakni monochrome. Dua diantara kita telah mencoba merintis kembali mimpi mereka. Tentunya mereka senang. Namun jangan pernah berfikir usaha mereka lebih mudah dibanding kita yang harus berusaha keras keluar dari 'kawah candradimuka ini'. Untuk saat ini kita memang belum mencapai titik dimana mereka saat ini berada. Bayangkan kita yang sudah pasti harus terfokus pada satu titik, sedangkan mereka harus memilih banyak titik yang membuat mereka nyaman dengan passion-nya. 

[caption caption="www.facebook.com/photo.php?fbid=1118784051467635&set=a.1041766909169350.1073741840.100000081515636&type=3&theater"]

[/caption]Untuk mereka yang diwisuda, singkirkan sejenak pandangan kalian dari setumpuk buku yang mengganggu. Istirahatkan mata yang tiap waktu harus memandang sebuah layar. Kami di sini merasa senang, ketika toga kau kenakan saat prosesi sakral wisuda. Melihat air mata bahagia yang seakan membuatmu lepas, bebas dan bahagia. Selamat berjuang menaklukan mimpi-mimpi indahmu. Selamat telah membuat kedua orang tua mu tersenyum bangga. Dan selamat karena pada saat itu juga aku sudah bisa memanggil mu 'sarjana'. 

[caption caption="koleksi pribadi"]

[/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun