[caption caption="bhektiayu.blogspot.sg"][/caption]Setelah awal tahun sempat menonton film 'Negeri Van Oranje' tiba-tiba muncul minat untuk kuliah ke Belanda. Entah kenapa suasana di sana sepertinya menyenangkan. Kota-kota di sana juga dibilang sangat bersih dan jauh dari kata kemancetan. Rasanya bisa kuliah di sana juga merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai setelah Negeri Sakura, Jepang.
Pada kesempatan kali ini saya beruntung bisa mengikuti seminar online tentang kuliah di luar negeri. Salah satu pembicara untuk materi tersebut tengah melanjutkan studi S2 di Wageningen University (WUR) Belanda. Namanya adalah Accestia Christy, atau akrab dipanggil Christy. Dia alumni Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret Surakarta.Â
Awal mula Christy berhasil melanjutkan kuliah ke luar negeri dengan beasiswa LPDP(Lembaga Pengelol Dana Pendidikan) Â dari pemerintah Indonesia. LPDP adalah beasiswa penuh dari pemerintah Indonesia yang dikelola oleh 4 kementrian. Persyaratan dan proses seleksi beasiswa ini bisa dilihat di laman www.lpdp.depkeu.go.id
Sejak tengah menempuh pendidikan S1, Christy memang bercita-cita untuk bisa di Waginengen University dan Research Center (WUR) Belanda. Oleh sebab itu sejak tahun lalu dia berusaha untuk melengkapi berkas-berkas yang diperlukan. Christy juga menjelaskan rata-rata kampus di luar negeri (dimana bahasa pengantar perkuliahan menggunakan bahasa inggris) membutuhkan persyaratan sertifikat bahasa inggris (baik IELTS/TOEFL) yang menurutnya memakan waktu yang tidak instan.
Maka dari itu, setelah lulus kuliah Christy berinisiaif untuk mendaftar kursus intensif IELTS sebelum pelaksanaan tes IELTS. "Mengingat biaya tes tersebut tidak murah maka saya harus mempersiapkan hal itu sebaik mungkin",ungkapnya.
Christy juga mengingatkan untuk benar-benar mencari informasi tentang universitas yang akan dituju. "Hal ini dirasa sangat perlu karena untuk membantu kita untuk mengetahui biaya yang diperlukan untuk tingkat pendidikan selanjutnya. Misalnya kita akan menabung untuk mengikuti tes IELTS atau TOEFL," jelasnya.Â
"Namun untuk yang mau melanjutkan studi, tidak ada kata terlambat untuk memulainya. Asalkan dipersiapkan dengan baik semua persyaratannya", tambah Christy.
Dari tahun ke tahun peminat test sertifikat IELTS semakin meningkat drastis seiring cukup banyaknya peluang untuk bisa mendapatkan beasiswa terutama dari luar negeri. Ternyata dia punya manajemen waktu sendiri untuk proses melamar beasiswa ke luar negeri. "Oleh karena itu untuk mendaftar tes IELTS sebaiknya dari 3 bulan sebelum tes karena untuk mendaftar tes tersebut hanya ada di periode tertentu saja, tidak setiap minggu atau bulan ada. Dan kuota untuk bisa mengikuti IELTS pun juga terbatas", ungkapnya.
Jadi pada bulan februari dia mempersiapkan tes untuk mengikutinya di bulan maret dan mendaptkan hasil yang sama pada bulan itu juga. Setelah dinyatakan lulus dalam tes IELTS, barulah Christy melengkapi persyaratan yang diminta oleh Universitas dan akhirnya berhasil mendapatkan LoA (Letter of Acceptance). Setelah itu proses selanjutnya Christy mendaftar beasiswa LPDP pada bulan april dan mendapatkan pengumuman di bulan Juni.
"Singkat cerita saya berada di Belanda pada 24 Agustus dan memulai perkuliahan pada bulan sepetember", kata Christy. mengenai kehidupan perkuliahan dan kampus, Christy akan dengan senang hati share info tersebut.
- Kehidupan Kampus
Berbeda dengan system pendidikan di Indonesia yang menggunakan sistem semester, di WUR menggunakan sistem periode yang satu tahunnya ada 6 periode. "Jadi rata-rata 1 periode ada 2 bulan. Masa kuliah saya adalah 2 tahun yang dibagi menjadi tahun pertama untuk penyampaian materi dan ujian. Untuk tahun kedua digunakan untuk mengerjakan thesis dan magang", jelas Christy.