Dari segi angka memang terlihat Bukalapak memiliki peforma yang kurang menyakinkan. Lalu, kita lihat dari segi sumber pendapatan, Bukalapak punya tiga sumber, yakni marketplace, Mitra Bukalapak, dan BukaPengadaan. Dari ketiga sumber itu, mayoritas terbesar berasal dari marketplace.Â
Namun, tidak bisa dipungkiri, marketplace Bukalapak bukan nomor wahid di Indonesia. Menurut estimasi GMV, Bukalapak menjadi marketplace ke-4 di Indonesia di bawah Lazada, Tokopedia, dan Shopee. Hal ini pula yang menjadi kekhawatiran banyak orang yang mau beli saham IPO Bukalapak.Â
Perusahaan teknologi kan mengejar pertumbuhan bisnis agar pangsa pasarnya besar, tetapi Bukalapak tertinggal lumayan jauh dari Shopee dan Tokopedia. Kalau begitu, bagaimana dengan prospeknya?
Bukalapak Bukan Sekadar Marketplace
Salah satu penuturan manajemen Bukalapak saat public expose adalah menjelaskan kalau mereka bukan sekadar marketplace. Selain marketplace, mereka punya banyak platform lainnya. Salah satu yang sering disebut adalah Mitra Bukalapak. Kalau yang gue tangkep, mitra Bukalapak ini seperti e-Warung yang dikombinasikan dengan agen PPOB untuk jualan pulsa, voucher game, listrik, dan lainnya.Â
Bukalapak mengklaim potensi pasar bisnis Mitra Bukalapak sangat besar, terutama di luar kota besar. Memang, keberadaan Mitra itu bisa memperkuat ekosistem Bukalapak di luar kota besar karena di sana penetrasi keuangan digital masih sangat rendah. Dengan meningkatkan literasi digital transaksi di daerah, Bukalapak bisa saja mendapatkan potensi user yang lebih loyal ke depannya.Â
Apalagi, dari sisi jenis platform, bentuk Mitra Bukalapak menjadi yang terbesar untuk pemain di segmen itu. Pesaing di level yang sama paling cuma Warung Pintar sampai saham teknologi di BEI, yakni Kioson yang skalanya jauh lebih kecil dibandingkan dengan Bukalapak.Â
Namun, pekerjaan rumah yang terbesar adalah bagaimana bisa mengembangkan pasar Mitra Bukalapak di luar kota besar tersebut? Soalnya, modal yang dibutuhkan pasti lebih besar dan risikonya juga tinggi dalam berkomunikasi dengan para mitra. Atau kinerja mitra tidak optimal sehingga berpengaruh terhadpa bisnis mitra Bukalapak.Â
Belum lagi kompetitor seperti Tokopedia juga sudah meluncurkan produk serupa yang saat ini belum diketahui bakal seberapa besar. Dengan berbagai tantangan itu, apakah Bukalapak bisa menjadi lead di sektor bisnis seperti Mitra Bukalapak tersebut? lalu apakah modal Rp22 triliun dari dana IPO bisa cukup untuk mendanai ekspansi?
Kalau Gitu, Bukalapak yes or no?
Sejak awal Bukalapak mau IPO, gue sangat excited. Bukan gimana-gimana, pengen juga sih ngerasain punya saham teknologi, meski ini bukan yang terbesar. Konon, Go-To juga mau IPO di akhir tahun sih. Namun, tetap awalnya tertarik.Â