Kemudian, Cakra Intan Sakti dan Lintas Sejahtera Langgeng adalah bagian dari Salim Grup. Artinya, Indolife Pensiontama juga bagian dari salah satu taipan di Indonesia tersebut.
Jika Salim memiliki Bali United dari dua entitas itu, bisa dibilang dia adalah pemilik mayoritas dengan total kepemilikan 31,67%.
Siapa Taipan Selain Salim?
Posisi kedua pemiik saham terbesar di Bali United adalah Tanuri bersaudara yakni, Pieter Tanuri dan Yabes Tanuri. Pieter Tanuri memiliki 20,16%, sedangkan Yabes Tanuri memiliki 3,75%.
Pieter Tanuri yang membawa Bali United IPO ini memang memiliki pengalaman panjang di dunia pasar modal. Pieter adalah pendiri PT Trimegah Securities Tbk. pada 1990-an.
Selain itu, Pieter Tanuri sempat menjadi Presiden komisaris PT Buana Capital Sekuritas dan PT Philadel Terra. Nama terakhir adalah salah satu pemegang saham PT Bank Ina Perdana Tbk.
Saat ini, status BOLA dengan Buana Capital yang menjadi salah satu penjamin emisi IPO perseroan terafiliasi.
Lalu Pieter juga eks Presiden Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk. Setelah emiten berkode MASA itu diakuisisi Michellin, Pieter mengundurkan diri dari jabatannya tersebut.
Selain Pieter, ada dua grup lagi yang menguasai Bali United yakni, Kresna Group dan Ascend Group.
Kresna Grup memiliki Bali United melalui PT Semesta Anugerah Karisma. Perusahaan itu dimiliki oleh PT Indonesia Citra Gemilang, anak usaha dari PT Kresna Graha Investment Tbk.
Semesta Anugerah Karisma memegang 7% saham dari Bali United. Selain itu, Kresna Group juga menjadi penjamin emisi dari aksi IPO BOLA.
Selain Kresna, pemilik Bali United lainnya adalah Ascend Group melalui Yonggi Tanuwidjaja dan PT Nuansa Indah Kreasi. Yonggi adalah founder dari Ascend Group, sedangkan Nuansa Indah Kreasi dimiliki oleh Yonggi.