Dari prospektus penawaran harga saham perdana atau initial public offering (IPO) Bali United, klub itu dikuasai oleh 17 orang dan perusahaan.
PT Bali Paraga Bola menjadi pemegang saham utama dengan porsi terbesar yakni, 25%. Bali Peraga Bola adalah perusahaan yang berkantor di Jakarta dan didirikan pada 2015.
Bali Paraga Bola memiliki lini usaha jasa pendidikan non-formal, pengelolaan kegiatan sarana, konsultasi, pengelolaan pusat olahraga yang terkait dengan sepak bola dan futsal. Lalu, Bali Paraga Bola juga menjalankan perdagangan ekspor-impor peralatan sepak bola.
Bali Peraga Bola dimiliki oleh Denny Susanto 50% dan Jusup Handoko 50%. Lalu, struktur manajemennya, ada satu komisaris yakni Jusup dan satu direktur yakni, Denny.
Saya mencoba menelisik nama Denny Susanto dan Jusup Handoko, tetapi tidak menemukan jejaknya sama sekali.
Mengutip Tirto.id dari tulisan Aqwam Fiazmi Hanifan, dia mengunjungi kantor Bali Paraga Bola di Rukan Pondok Indah Plaza Jl. Margaguna Raya C No.16 Kel. Gandaria Utara, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Bukannya bertemu dengan kantor Bali Paraga Bola, si penulis malah menemukan kantor marketing dari Prime Plaza Hotels & Resorts.
Bahkan, pegawai di sana tidak kenal dengan Denny dan Jusup yang berstatus petinggi dan pemilik Bali Paraga Bola.
Nah, usut punya usut Prime PLaza Hotels dan Resort dimiliki oleh Yoseph Franciscus Bonang. Nama itu punya hubungan dengan Anthony Salim dari balik Bali United.
Keberadaan Salim di Bali United makin kuat jika mengulik pemegang saham lainnya. Salim mencatatkan diri sebagai salah satu pemilik langsung dari PT Indolife Pensiontama, salah satu pemegang saham BOLA.
Indolife Pensiontama memiliki 6,67% saham Bali United. Lalu, perusahaan itu dimiliki oleh PT Cakra Intan Sakti 49,73%, PT Lintas Sejahtera Langgeng 49,73%, dan Anthoni Salim 0,54%.