Seorang pemuda baru lulus sedang menunggu diwawancarai. Saya pun iseng untuk bertanya-tanya terkait posisi yang didaftarnya di perusahaan pialang berjangka tersebut.
"Saya enggak tahu posisi apa, tetapi karena memang butuh kerjaan dan ada panggilan. Akhirnya, saya datang saja untuk wawancara," ujarnya.
Bahkan, dia tidak tahu BPF itu bergerak di bidang usaha apa.
"Coba kamu cari di google BPF penipuan," ujar saya kepadanya.
Dia pun terkejut banyak hasil rekrutan dengan skema mirip penipuan tersebut. Jadi, mereka akan dijadikan marketing perusahaan dengan target tinggi untuk mendapatkan nasabah transaksi derivatif bilateral.
Biasanya, calon nasabah akan ditawarkan investasi dengan dana awal Rp100 juta, tetapi belakangan sudah ada yang mulai Rp10 juta.
Lalu, perkembangan para marketing ini pun nantinya akan dijadikan trader untuk membantu transaksi nasabahnya.
Pemuda tadi pun tetap mengikuti wawancara dengan BPF, tetapi akan menolak segala penawarannya.
Pengalaman itu sempat saya alami ketika masih mencari kerja. Saya yang lulusan jurnalistik pun mencari media massa, terutama cetak atau online untuk pelabuhan awal.
Nah, ketika di pameran lowongan kerja, ada sebuah perusahaan yang mengklaim sebagai media ekonomi tertua di Indonesia.
Saya pun meraba media ekonomi yang ada di Indonesia paling Neraca, Bisnis Indonesia, Kontan, dan Investor Daily. Keisengan muncul, saya pun daftar berpura-pura menjadi orang polos dengan mendaftar lowongan sebagai reporter.