https://twitter.com/dimasariyanaa/status/1124311719935746049
Para perokok selalu punya dalih kebiasaan mereka itu demi menyelamatkan nasib petani tembakau. Padahal, Indonesia melakukan impor tembakau dalam jumlah yang sangat besar.
Jumlah impor tembakau dalam kurun sewindu terakhir dari segi jumlah meningkat 81,99%. Data terakhir, pada 2017 impor tembakau tercatat sebanyak 119.544 ton.
Dari segi nilai, sewindu terakhir sudah melejit 63,35% menjadi US$618,66 juta.
Negara asal impor tembakau Indonesia paling besar berasal dari China sebanyak 56.524 ton. Posisi kedua adalah Brasil sebesar 15.345 ton, sedangkan ketiga berasal dari Amerika Serikat (AS) sebanyak 7.414 ton.
Senjata Laten Para Perokok
Meskipun begitu, para perokok aktif masih memiliki beberapa senjata laten yang membuat mereka bangga. Salah satunya adalah kontribusi cukai rokok terhadap pendapatan negara.
Tidak bisa dipungkiri, pendapatan cukai rokok sangat besar. Pada 2018, pendapatan cukai rokok senilai Rp153 triliun. Nilai itu sudah melejit sebesar 196,97% dalam 10 tahun terakhir.
Hal itu pula yang membuat munculnya kalimat, "rokok, cukainya dinikmati bersama, tetapi ada diskriminasi untuk perokok."
Para perokok makin kian bangga menghembuskan asapnya ke perokok pasif setelah pemerintah menggunakan cukai rokok sebagai dana penyelamat BPJS Kesehatan.