Mohon tunggu...
Iwan Soeprajogie
Iwan Soeprajogie Mohon Tunggu... -

berpikir jernih untuk mendapatkan suatu gagasan cemerlang dan tindakan gemilang,,bertumpu pada pluralisme...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Buat Apa Sih Meributkan Kerudung...

29 November 2010   07:00 Diperbarui: 4 April 2017   17:53 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang dilupakan kebanyak orang adalah penglihatan global pada masalah kerudung itu. Ia tidal lain adalah pencemaran dari kuatnya tuntunan di kalangan remaja muslim, agar ajaran Islam dilakukan secara tuntas dan konsekuen. Ia adalah bagian dari ketekunan yang semakin bertambah untuk meramaikan masjid, merumuskan "sikap Islam" terhdap berbagai masalah dan keberangan terhadap apa yang digeneralisasikan sebagai "pandangan-pandangan sekularistik"di kalangan kaum muslim sendiri. Kasus kerudung adalah bagian dari meningkatnya kesadaran beragama di kalangan kaum remaja muslim dewasa ini.

Kesadaran itu muncul dari  banyak sebab. Diantaranya adalah kekecewaan terhadap  kebangkrutan teknologiilmu pengetahuan modern, yang diredusir kedudukan menjadi hamba kekuasaan modal saja, tanpa membawa perbaikan mendasar atas tingkat kehidupan manusia. Juga kekecewaan melihat terbatasnya kemampuan umat manusia untuk mencari pemecahan hakiki atas persoalan utama yang dihadapinya. Tidak kurang pentingnya adalah juga kekecewaan mereka terhadap kegagalan elite kaum muslimin di seluruh dunia, yang tidak mampu meningkatkan derajat agama mereka di hadapan tantangan "pihak luar" terhadap Islam.

Dapat dimengerti kalau kesadaran itu juga mempunyai imbas fisik atas perilaku para remaj muslim dimana-mana termasuk mereka yang lalu memelihara jenggot dan memakai kerudung. Perilaku seperti itu tidak sepatutnya diremehkan dan disepelekan, karena itu merupakan bagian dari kesadaran untuk menegakan Islam sebagai "jalan hidup". Boleh kita tidak setuju dengan aspirasai holistik seperti itu, namun dihargai sebagai upaya untuk menemukanIslam dalam kebulatan dan keutuhan, jadi motifnya berwatak transendental.

Kalau tidak diperhitungkan "tindakan disipliner" ata "pelanggaran gadis berkerudung"di salah satu dari sudut kesadaran beragamaini, terlepas dari keputusan apa yang akan diambil, maka sebenarnya tindakan itu tidak memecahkan masalah. Ia hanya menunda atau memindahkan masalah saja. Kasus-kasus serupa akan tetap muncul dengan intensitas dan implikasi yang mungkin semakin gawat bagi masa depan kita semua sebagai bangsa.

Dari wacan diatas mungki saya bisa mengambil sedikit kesimpulan tentang masalah pemakaian kerudung di kalangan remaja dan pelajar. Menurut saya pemakaian sebuah kerudung bukanlah suatu paksaan, karna dalam Islam pun tak ada paksaan, semua bersifat suka rela. Bila anda merasa benar dengan keyakinan anda bahwa sebagai seorang muslim harus (wajib) memakai kerudung (jilbab) maka jangan menyalahka kaum muslim yang lainya yang tidak memakai jilbab (kerudung) apalagi sampai terjadi pemaksaan dikarenakan keyakinan anda akan sebuah kebenaran yang anda percayai. Karena memakai jilbab (kerudung) bukan hanya karna ingin menunjukan eksistensinya sebagai hambaNya yang taat dan sebagai umat Islam, melainkan sebagai  kesadaran menjadikan Islam sebagai "jalan hidup". dan dari sebuah kesadaran pulalah yang akhirnya akan membawa kita pada suatu pemikiran tenteng perlunya jilbab (kerudung) pada kaum perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun