Mereka yang sekolah, mengambil semua hak-hak orang miskin. Jadi jangan salahkan mereka, kalau mereka setiap hari masih mengotori perempatan-perempatan lampu merah dengan meminta-minta. Kalau tiba malam hari, mereka beristirahat di pinggir-pinggir jalan. Kita jangan salahkan mereka. Bagaimana mereka bisa mendapatakan atau merampas hak-hak orang miskin itu? Mereka memanupulasi data diri mereka, dengan memiskinkan keluarga mereka. Mereka terlalu pandai menghitung sehingga membuat mereka terbiasa mengurang-ngurangi pendapatan orang tua mereka biar dapat beasiswa miskin. Memang benar apa yang selama ini sering mampir di telinga saya. Bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin pandai seseorang itu menipu untuk kepentingan individu.
Lanjut... Ada teman saya, dia mengajukan beasiswa mikin ke sekolahnya. Dan saya mencoba menasehatinya, tujuan saya ingin mencegahnya biar dia tidak jadi mengajukan beasiswa miskin ke sekolah. Tapi apa yang dia katakan dengan saya waktu itu, Jangan Sok Suci. Saya hanya bisa tertawa dan tersenyum manis. Kemudian esok harinya dia jadi mengajukan beasiswa miskin ke sekolah. Syarat-syarat untuk mendapatkan beasiswa miskin sudah lengkap dan dia tinggal mengajukannya saja ke sekolah. Waktu itu saya dimintanya untuk menemani, tetapi saya menolak. Dia merasa tersinggung, tapi mau bagaimana lagi. Setiap orang yang berani hidup harus memiliki komitmen.
Tunggu beberapa bulan kemudian, beasiswa miskin keluar. Wakil kepala sekolah masuk ke kelas memberitahu bahwa siapa saja yang berhak mendapatkan beasiswa miskin. Teman saya ini namanya ada dalam daftar nama yang berhak mendapatkan beasiswa miskin. Saya panas, emosi menjadi-jadi. Tapi saya mencoba untuk tenang. Dan nama-nama yang disebut itu rata-rata sering jajan di kantin, setiap minggu ganti-ganti sepatu dan tas, bahkan yang lebih parahnya lagi. Yang pulang pergi sekolah naik motor pribadi. Ini kan perlu di luruskan beasiswa miskinnya. Sebab yang mendapatkan beasiswa miskin adalah orang-orang yang cukup mampuh. Wallahua’lam.   Â
01 November 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H