aku sadar kalau aku orang yang tidak tahu diri. tapi bukan pengemis.
setelah menilai tingkah lakumu terhadapku, akupun merasa puas!
dan memilih untuk tidak lagi merindumu, memujamu, meratukanmu, dan menjadi dirimu.
semua itu karena aku mencintaimu.......... tapi, sudah tidak lagi.
karena aku menghargai pilihanmu. dan kau tahu itu sangat pedih.....
aku pikir kau akan seperti Tuhan. karena kau adalah gabungan dari lempung busuk dan Ruh Tuhan.
tapi ternyata tidak! aku seperti umat Yesus, yang tidak dapat ampunan sedikitpun.
menetap di neraka menjadi kayu bakar, kata orang-orang suci.
tapi bukankah makhluk yang tidak pernah luput dari kesalahan adalah kita? manusia.
semua ini tentu bukan salahmu.
tetapi aku yang terlalu gila dengan harapanku, tapi, bukan berarti sia-sia....
aku sudah berusaha menjinakan perasaanmu.
dan pada akhirnya kau memilih untuk cinta yang lain.
kau tidak mau lagi membangkitkan rasa cintaku yang dulu ada, i dont like you...!!! barangkali seperti itu.
lalu kau bilang kau telah menghapus namaku dalam hidupmu, semua hari-harimu.......
tapi aku yakin, itu tidak mungkin, bahkan tidak akan pernah bisa.......
kau tahu kan tentang kematian?
banyak yang bilang orang mati itu telah pergi.....hilang tidak ada lagi.....
yaa...aku terima. kalau di lihat secara materi.
tapi kalau kita berbicara spritual, mereka ada abadi selalu dalam diri kita, di dekat kita.
apakah kau paham?
mungkin lebih memudahkanmu, singkat saja.
manusia adalah sejarah, dan aku selalu ada, ada dalam makam cintamu.......
Jogja, 23-07-2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H