Salah satu sosok penting yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan emosional anak-anak khususnya anak-anak yang sudah masuk usia sekolah adalah guru mereka.
Bagi anak usia sekolah guru bukan hanya menjadi sumber ilmu bagi mereka, tapi lebih dari pada itu guru juga adalah sosok figur yang menjadi panutan kedua setelah orang tua mereka.Â
Guru dalam hal ini sangat berperan penting bukan hanya untuk mentransfer ilmu pengetahuan yang mereka miliki kepada para anak-anak didiknya, tapi guru juga mempunyai peran yang sangat menentukan dalam upaya membentuk watak dan karakter murid-muridnya.Â
Guru yang baik tentu akan berupaya semaksimal mungkin untuk tidak hanya mencerdaskan murid-muridnya dalam hal pengetahuan akademik, tapi mereka juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan anak-anak didik mereka menjadi manusia-manusia yang beretika dan berakhlak mulia.
Atas dasar hal inilah kemudian guru sering kali diakronimkan dengan sebuah singkatan yang berasal dari bahasa jawa yakni 'digugu lan ditiru' yang artinya di dengarkan dan diikuti.
Karena guru itu berarti digugu dan ditiru maka oleh karena itulah hampir semua hal yang melekat pada seorang guru, baik itu fisik ataupun non fisik mereka termasuk juga tingkah laku dan apapun ucapan yang keluar dari mulut mereka semuanya akan ditiru dan dicontoh oleh para anak-anak didiknya.
Dititik inilah peran besar seorang guru hari ini akan sangat menentukan, menjadi seperti apakah generasi bangsa ini sepuluh atau dua puluh tahun yang akan datang.Â
Dengan kata lain, maju atau tidaknya bangsa ini kedepan, berakhlak ataupun tidaknya para pemimpin-pemimpin bangsa ini nantinya semua akan sangat bergantung pada bagaimana cara para guru-guru kita hari ini mendidik murid-muridnya.
Ada sebuah pepatah yang sangat masyhur dan perlu untuk kita renungkan soal guru tentang hal ini yakni 'jika guru kencing berdiri maka murid akan kencing berlari'.Â
Artinya, keburukan yang diajarkan atau dicontohkan oleh seorang guru terhadap murid-muridnya, sengaja ataupun tidak, berpotensi besar akan menjadikan murid-muridnya tersebut dua kali lipat lebih buruk dari gurunya tersebut.
Oleh karena hal itulah, maju atau tidaknya bangsa ini kedepan, beradab ataupun tidaknya bangsa ini nantinya sebenarnya semuanya terletak pada bagaimana cara para guru-guru kita hari ini mendidik murid-muridnya. Karena guru lah aktor sesungguhnya yang mendidik dan mencetak para generasi muda calon-calon pemimpin bangsa masa depan.
Pertanyaannya, sudah seperti itukah kualitas guru-guru kita hari ini?Â
Jawabannya saya rasa belum, meskipun harus kita akui upaya kearah itu terus dan sedang diupayakan oleh pemerintah melalui kementerian terkait.Â
Hal inilah yang masih menjadi tugas dan PR berat untuk para pengambil kebijakan bangsa kita hari ini, khususnya di kementerian pendidikan.
Salah satu PR yang harus menjadi konsen pemerintah adalah soal proses rekrutmen guru yang harus lebih diperbaiki, agar para guru yang diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) oleh pemerintah benar-benar memang punya niat dari lubuk hati mereka yang paling dalam ingin menjadi seorang pendidik, bukan guru yang hanya semata-mata mengharapkan status dan fasilitas PNS nya saja.
Rekam jejak seseorang sebelum menjadi guru juga harus benar-benar dicermati oleh pemerintah. Kita semua tentu tidak ingin lagi mendengar ada seorang guru yang justru menjadi predator bagi anak-anak didiknya.
Untuk para guru, sekali lagi, jadilah seorang guru yang juga pendidik. Isilah 'gelas-gelas kosong' anak-anak didik anda dengan ilmu pengetahuan yang anda miliki serta berilah mereka contoh akhlak dan etika serta budi pekerti yang baik.
Untuk para guru ku dan juga guru-guru lainnya diseluruh Indonesia saya ucapkan selamat merayakan peringatan hari guru nasional yang jatuh pada hari kemarin Sabtu, 25 November 2023.
Terimakasih atas ilmu yang telah kalian ajarkan kepada kami selama ini. Terimakasih juga karena telah mendidik kami selama ini hingga kami bisa menjadi manusia seutuhnya seperti saat ini.
Tanpa kalian, mungkin kami hanya akan menjadi daging, kulit dan tulang belulang yang berjalan tapi tak memiliki arti dan manfaat apapun bagi sesama serta bagi alam semesta berserta seluruh isinya.
Sekali lagi selamat memperingati hari guru nasional untuk para guru diseluruh Indonesia.
Sekian dari Jambi untuk Kompasiana.
Salam!
Pematang Gadung, 26 November 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI