Kasus viralnya video Ketua DPRD kabupaten Luwu Timur, Aripin, yang "menolak" saat diajak berjabat tangan oleh salah seorang warganya menjadi pelajaran penting bagi seluruh politisi yang sedang dipercaya oleh masyarakat mengemban sebuah amanah jabatan publik yang ada di Indonesia.
Peristiwa yang sempat viral di media sosial itu sendiri terjadi pada Senin (6/3/2023) lalu di Gedung DPRD Luwu Timur saat Aripin akan memimpin rapat pemilihan Wakil Bupati.
Dalam video yang viral di media sosial tersebut, tampak seorang warga dengan menggunakan baju merah dan blazer kuning serta mengenakan topi keluar dari gedung DPRD Luwu Timur. Pria itu kemudian berpapasan dengan Aripin yang baru saja turun dari mobilnya.
Selanjutnya pria itu lantas mengulurukan tangannya dengan maksud hendak berjabat tangan dengan Aripin. Namun Ketua Golkar Luwu Timur itu terlihat langsung lewat begitu saja.
Sontak saja, sikap angkuh Aripin selaku ketua DPRD Luwu Timur tersebut langsung dikecam oleh warganet karena dianggap tidak beradab serta tidak menghargai warga masyarakatnya sendiri yang notabene adalah masyarakat yang telah memilihnya menjadi wakil rakyat dan duduk sebagai Ketua DPRD. Apalagi belakangan diketahui jika masyarakat yang mengajaknya berjabat tangan tersebut adalah sahabatnya sendiri.
Dari kasus viralnya video Ketua DPRD Luwu Timur ini terdapat sebuah pesan berharga, Â betapa adab, akhlaq dan etika bagi seorang pejabat publik itu benar-benar penting dan harus dijaga dalam setiap situasi dan kondisi apapun. Tak peduli sedang mood atau tidak, sedang disorot kamera atau tidak, sedang ditempat keramaian atau dikala sedang ditempat yang sunyi, seorang pejabat publik harus selalu bersikap ramah, sopan dan santun kepada siapapun dan dimanapun.
Seorang pejabat publik harus selalu ingat dan menyadari, bahwa setinggi apapun jabatan yang dimiliki sejatinya mereka adalah pelayan bagi masyarakat, bukan justru sebaliknya merasa menjadi bosnya masyarakat. Karena mereka bisa duduk saat ini disebuah jabatan publik adalah sudah pasti karena dipilih langsung oleh masyarakat.
Masyarakat yang memilih mereka ataupun yang tidak memilih mereka sekalipun tentu mengharapkan agar orang yang mereka pilih dan kemudian berhasil menduduki jabatan publik tersebut adalah orang-orang yang kemudian akan bisa melayani setiap kepentingan dan kebutuhan mereka.
Untuk itulah, tak peduli dia seorang Presiden, ketua dan anggota DPR, Gubernur, Bupati ataupun walikota, mereka semua pada hakikatnya adalah para pelayan-pelayan kepentingan masyarakat dalam artian yang luas, yakni pelayanan masyarakat dalam artian memenuhi setiap kebutuhan dan keinginan masyarakat luas melalui kebijakan-kebijakan yang mereka ambil.
Aripin selaku Ketua DPRD Luwu Timur boleh-boleh saja berkilah bahwa dirinya tidak melihat ada warga yang mengajaknya berjabat tangan karena fokus ke ruang sidang DPRD dan terburu-buru sudah ditunggu untuk memimpin sidang paripurna pemilihan Wakil Bupati Luwu Timur, selain itu Arif (warga yang mengajak Aripin berjabat tangan) juga boleh-boleh saja mengaku sudah memaafkan sikap kurang terpuji dari sahabatnya tersebut, tapi dari video yang beredar luas dimasyarakat jelas tidak bisa dipungkiri bahwa memang telah terjadi sebuah peristiwa nir-akhlaq yang dilakukan oleh seorang oknum ketua DPRD Luwu Timur kepada salah satu warganya.
Gara-gara video tersebut viral, banyak beredar meme di media sosial tentang kebiasaan buruk dari para politisi kita yang terlihat begitu santun, sopan dan dekat dengan masyarakat disaat masa kampanye pemilu saja, namun setelah mereka terpilih dan berhasil menduduki sebuah jabatan publik sikap merekapun kemudian menjadi berubah 180 derajat.
Dengan kata lain, para politisi banyak yang mendekati masyarakat hanya pada saat menjelang Pemilu saja karena memang ada maunya, namun setelah mereka terpilih sikap mereka kepada masyarakat yang telah memilihnya menjadi acuh, angkuh dan sombong.
Hal inilah yang saat ini kemudian terpatri dibenak masyarakat akibat dari viralnya video ketua DPRD Luwu Timur tersebut, meskipun penulis meyakini bahwa tidak semua pejabat memiliki sikap seperti yang ditunjukkan oleh Aripin.
Semoga kita semua khususnya para politisi yang saat ini sedang diamanahkan oleh masyarakat untuk menduduki jabatan publik bisa mengambil hikmah dan pelajaran berharga dari kasus viralnya Ketua DPRD Luwu Timur tersebut .
Alasan apapun yang disampaikan oleh Aripin tentu sudah sangat sulit untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, karena masyarakat luas sudah terlanjur kecewa dengan sikap yang ia tunjukkan dalam video yang viral tersebut.
Seorang pejabat publik semestinya memang dituntut harus selalu bersikap sempurna adab dan moralitasnya oleh masyarakat dalam situasi dan kondisi apapun. Kalau anda tidak siap dengan itu maka ada baiknya jangan pernah memilih untuk menjadi seorang pejabat publik.
Demikian dari Jambi untuk Kompasiana, semoga bermanfaat!
Pematang Gadung, 18 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H