Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah Prabowo-Ganjar akan Dipasangkan pada Pilpres 2024?

23 November 2022   20:47 Diperbarui: 23 November 2022   23:04 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Foto : detik.com

Dalam satu minggu belakangan ini, publik ramai memperbincangkan isu soal kemungkinan capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI-P, Ganjar Pranowo akan dipasangkan pada Pilpres 2024 mendatang.

Isu ini mulai ramai diperbincangkan setelah nama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, santer disebut-sebut konsisten muncul sebagai capres dan cawapres yang diinginkan berdasarkan Musyawarah Rakyat (Musra) yang dilaksanakan oleh Relawan Pro Jokowi (Projo)di berbagai wilayah.

Apalagi dua nama ini juga digadang-gadang telah mendapatkan "restu" dari Presiden Jokowi soal pencalonannya sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.

Paling terkini, yakni saat Jokowi mendukung Prabowo bisa menjadi presiden di 2024 di acara HUT Partai Perindo.

Sebagaimana dikutip dari harian Kompas.com, dalam sambutannya di acara HUT Partai Perindo di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, pada Senin (7/11/2022), Jokowi berujar "Saya ini dua kali Wali Kota di Solo menang. Kemudian, ditarik ke Jakarta, gubernur sekali menang. Kemudian, dua kali di pemilu presiden juga menang. Mohon maaf, Pak Prabowo, kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo".

Tentu saja, pernyataan Presiden Jokowi tersebut langsung ditafsirkan oleh banyak kalangan sebagai bentuk "restu" dan dukungan dari Jokowi kepada Prabowo untuk menjadi Capres di 2024.

Di sisi lain, pada Mei 2022 lalu, santer diisukan Presiden Jokowi mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres. 

Isu ini bermula dari pernyataan Presiden Jokowi dalam rapat kerja nasional (Rakernas) V Relawan Pro Jokowi (Projo) yang dilaksanakan di Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu (21/5/2022).

Dalam kesempatan tersebut Jokowi mengatakan, jangan terburu-buru perihal capres, sekalipun mungkin yang kita dukung hadir di tengah-tengah acara Rakernas ini.

"Jangan tergesa-gesa, jangan tergesa-gesa. Meskipun, meskipun, mungkin yang kita dukung ada di sini," kata Jokowi.

Karuan saja, karena kebetulan dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pernyataan Presiden Jokowi ini pun diduga merupakan kode "restu" ke Ganjar untuk maju menjadi capres di Pilpres 2024.

Apalagi, santer juga diisukan bahwa hubungan rencana koalisi antara PKB dan Gerindra dikabarkan terancam bubar, karena hingga saat ini belum juga ada kepastian soal bentuk koalisi permanen diantara dua partai ini.

Sinyal koalisi Partai Gerindra-PKB ini bakal pecah juga nampak dari ancaman Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, menanggapi isu bakal dipasangkannya Prabowo-Ganjar dalam Pilpres 2024, padahal antara Gerindra-PKB masih terikat pada kesepakatan rencana koalisi yang tertuang dalam piagam kerja sama antara Gerindra-PKB.

Muhaimin Iskandar mengancam akan membentuk "komposisi baru", jika duet Prabowo-Ganjar benar-benar jadi terealisasi.

Kemungkinan Prabowo-Ganjar dipasangkan menjadi pasangan capres dan cawapres 2024 memang bisa saja terjadi, dengan syarat dinamika politik sampai dengan Pilpres 2024 memang menghendaki kedua tokoh ini untuk dipasangkan.

Dinamika politik dimaksud yakni :

Pertama, restu dari Megawati.

Kita ketahui bersama bahwa, saat ini Ganjar Pranowo adalah masih tercatat sebagai kader aktif dari PDI-P. 

Sedangkan regulasi di internal PDI-P menyebutkan, bahwa untuk urusan capres-cawapres yang akan diusung oleh PDI-P di Pilpres 2024 adalah hak prerogatif dari Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.

Dengan kata lain, kemungkinan Prabowo-Ganjar akan dipasangkan sebagai pasangan capres -cawapres 2024 oleh PDI-P dan Gerindra tentu akan sangat bergantung pada keputusan dari Megawati Soekarnoputri sebagai pemilik hak prerogatif pencapresan 2024 dari PDI-P.

Tapi jika kita menilik kebelakang, sebenarnya antara Megawati dan Prabowo pernah terjalin sebuah hubungan yang cukup "mesra", kala keduanya berpasangan sebagai capres-cawapres pada Pilpres 2009.

Kala itu, keduanya sempat membuat sebuah perjanjian yang sangat legendaris di Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, menjelang Pilpres 2009. Perjanjian tersebut kemudian dikenal dengan sebutan, Perjanjian Batu Tulis.

Dalam poin terakhir atau poin ketujuh dari isi Perjanjian Batu Tulis tersebut disebutkan, bahwa Megawati Soekarnoputri akan mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.

Tapi kenyataannya, janji tersebut justru tidak ditepati oleh  Megawati yang lebih memilih mengusung Jokowi sebagi capres pada Pilpres 2014.

Dengan kenyataan tersebut, bisa saja terjadi, Megawati akan merealisasikan janjinya kepada Prabowo untuk mendukungnya menjadi capres pada Pilpres 2024 sebagaimana yang telah ia sepakati dalam Perjanjian Batu Tulis.

Namun yang menjadi pertanyaan publik, bagaimanakah nasib dari sang putri mahkota trah Soekarno, Puan Maharani, jika duet Prabowo-Ganjar benar-benar terwujud?

Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Foto : detik.com
Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Foto : detik.com

Kedua, rencana koalisi Gerindra-PKB bubar atau dibubarkan.

Dinamika politik yang kedua yang memungkinkan pasangan Prabowo-Ganjar bisa terwujud di Pilpres 2024 tentu adalah jika rencana koalisi antara Gerindra dan PKB bubar atau dibubarkan.

Sebenarnya antara Gerindra dan PKB memang belum ada ikatan koalisi yang bisa disebut permanen, meskipun antara keduanya pernah membuat sebuah "piagam kerja sama" yang menjadi cikal bakal rencana koalisi diantara mereka dalam menghadapi Pemilu dan Pilpres 2024.

Namun, Prabowo sendiri tampak ragu dan bimbang untuk memfinalkan rencana koalisinya dengan PKB.

Ditengarai, keraguan Prabowo tersebut muncul karena masih meragukan tingkat elektabilitas Muhaimin Iskandar dalam mendongkrak suara Prabowo jika berpasangan sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024 mendatang.

Hal ini cukup terlihat dari masih digantungya posisi cawapres oleh Prabowo Subianto. Padahal, sejak awal Muhaimin Iskandar sudah menyatakan kesiapannya menjadi cawapres Prabowo jika mereka jadi berkoalisi di Pilpres 2024.

Prabowo Subianto bersama Muhaimin Iskandar. Foto : Republika.co.id
Prabowo Subianto bersama Muhaimin Iskandar. Foto : Republika.co.id

Ketiga, dukungan dari Jokowi.

Khusus untuk hal yang ketiga ini, penulis meyakini Jokowi akan sangat mendukung pencalonan Prabowo-Ganjar sebagai pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.

Hal ini bisa terlihat dari apa yang telah penulis sampaikan dibagian awal pada tulisan ini.

Dukungan dari Jokowi ini menjadi penting bagi Prabowo-Ganjar, karena meskipun bukan Ketua Umum partai, Jokowi mempunyai basis massa pendukung yang masih sangat solid hingga saat ini dan tersebar luas hampir di seluruh wilayah di Indonesia.

Seluruh massa pendukung Jokowi tersebut, tentu akan mengikuti apapun titah politik yang bakal jokowi berikan pada Pilpres 2024 mendatang.

Selain itu, penulis juga meyakini, kesediaan Prabowo menjadi Menhan-nya Jokowi di kabinetnya saat ini tentu ada kaitannya dengan Pilpres 2024.

Bukankah tidak gampang merangkul mantan lawan politik menjadi bagian dari kabinet bagi seorang Presiden?

Dengan melihat tiga dinamika politik yang mungkin terjadi menjelang Pilpres 2024 diatas, penulis meyakini kemungkinan duet Prabowo-Ganjar masih bisa terwujud pada Pilpres 2024 mendatang.

Jika duet ini bisa terwujud, dan dengan melihat tingkat elektabilitas yang dimiliki oleh kedua tokoh ini, tentu mereka berdua akan menjadi kandidat yang bakal diunggulkan menjadi pemenang pada kontestasi Pilpres di 2024 mendatang.

Kita tunggu saja!

Sekian dari Jambi untuk Kompasiana. Semoga bermanfaat.

Pematang Gadung, 23 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun