Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies dan Fenomena Gagalnya Fungsi Kaderisasi Kepemimpinan Oleh Partai Politik

20 November 2022   07:55 Diperbarui: 20 November 2022   08:56 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan, bakal calon presiden 2024 yang diusung oleh Partai Nasdem. Foto : The Jakarta Post.com

Selain itu, seperti sudah menjadi budaya didalam partai politik yang ada di Indonesia, jika seolah-olah selalu memasang target bahwa ketua umum mereka harus diplot menjadi capres atau cawapres.

Hal tersebut diatas menunjukkan sebuah fakta, bahwa pengambilan keputusan politik oleh partai politik dalam menentukan calon-calon pemimpin di pemerintahan masih sangat bersifat elitis, yakni sangat bergantung pada sekelompok elite dalam partai politik itu sendiri, sehingga proses kaderisasi kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Idealnya, setiap partai politik yang ada di Indonesia minimal harus mempuyai dua atau tiga nama figur kader yang potensial untuk dicalonkan sebagai capres atau cawapres diluar nama ketua umum partai politik.

Hal ini juga berlaku sama didaerah dalam proses pencalonan kepala daerah dalam ajang pilkada, baik untuk tingkat provinsi maupun ditingkat kabupaten/kota.

Jika hal tersebut bisa terwujud, maka fungsi kaderisasi yang dijalankan oleh partai politik baru bisa dikatakan berjalan.

Yang terjadi saat ini nampaknya justru sebaliknya. Partai politik sering kali mencomot nama-nama calon pemimpin potensial dari kalangan diluar kader partai. Kemudian setelah yang bersangkutan terpilih menjadi pemimpin di pemerintahan, barulah mereka ditarik masuk menjadi anggota partai politik yang mengusungnya.

Atau dengan kata lain, partai-partai politik saat ini bukan menjadi produsen calon-calon pemimpin dengan memaksimalkan fungsi kaderisasi kepemimpinan yang dimilikinya, tapi malah sebaliknya partai politik justru menjadi konsumen dengan hanya menerima bersih calon pemimpin yang telah ditempa oleh ekosistem diluar partai politik.

Itulah mengapa, penulis berani menyebut bahwa partai politik saat ini telah gagal dalam menjalankan fungsi kaderisasi kepemimpinan yang dimilikinya.

Demikian, dari Jambi untuk Kompasiana. Semoga bermanfaat!

Pematang Gadung, 20 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun