Merasa kesal karena jalan rusak yang tidak kunjung diperbaiki oleh pemerintah, sekelompok warga di Desa Sengkati Mudo, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, nekat melakukan aksi tanam pohon pisang ditengah-tengah jalan yang rusak sebagai bentuk protes kepada pemerintah.
Aksi tanam pohon pisang oleh sekelompok warga di Desa Sengkati Mudo tersebut terjadi pada Senin pagi (14/11/2022) dijalan nasional yang menghubungkan Kota Jambi dengan Kabupaten Tebo di Provinsi Jambi.
Salah satu warga yang ikut aksi tanam pohon pisang dan tidak mau disebutkan namanya mengatakan, bahwa aksi tanam pohon pisang yang mereka lakukan tersebut merupakan bentuk protes dan kekecewaan kepada pemerintah, karena jalan nasional yang ada diwilayahnya telah lama rusak namun tidak segera diperbaiki oleh pemerintah.
Mereka khawatir apabila tidak segera diperbaiki, maka titik jalan yang rusak tersebut akan semakin banyak memakan korban pengguna jalan. Mengingat titik jalan yang rusak tersebut terletak persis disebelah sekolah SMPN 32 Batang Hari yang ramai dilalui oleh anak-anak sekolah.
"Kami sangat kecewa dan sudah muak bang dengan jalan rusak yang ado di daerah kami ini. Sudah lamo nian rusak parah jalan ini, tapi nampaknyo tidak ado respon dan perbaikan dari pemerintah melalui dinas-dinas yang terkait. La banyak korban jatuh akibat jalan yang rusak ini bang" ungkap salah seorang warga yang ikut aksi tanam pohon pisang menumpahkan kekesalannya dengan menggunakan bahasa daerah Jambi yang khas.
Sebagaimana diketahui, jalan nasional lintas Kota Jambi - Kabupaten Tebo sepanjang kurang lebih 200 KM memang saat ini kondisinya banyak yang rusak parah dan berlubang.
Salah satunya, kerusakan parah yang terjadi pada jalan nasional tersebut adalah yang terdapat di Desa Sengkati Mudo Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari.
Disinyalir kerusakan jalan yang terjadi disepanjang jalan nasional yang merupakan jalan penghubung antara Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat ini, terjadi karena banyaknya angkutan batubara yang melintas dijalan tersebut.
Hal ini semakin diperparah karena kondisi cuaca saat ini yang sedang musim penghujan, sehingga dititik lubang jalan yang rusak tersebut sering dipenuhi dengan lumpur.Â
Dalam sekejap saja, lubang jalan yang rusak dan berlumpur tersebut akan berubah menjadi seperti kubangan kerbau, sehingga membahayakan setiap pengendara yang melintasi jalan tersebut.
Warga berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki jalan yang rusak dan mencari solusi terbaik terkait keberadaan angkutan batubara yang sering melintas dijalan nasional ini.
Pematang Gadung, 14 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H