Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Diary

Merokok adalah Gengsi dan Pelampiasan

6 November 2022   07:39 Diperbarui: 6 November 2022   07:57 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini saya adalah seorang perokok aktif. Rata-rata saya bisa menghabiskan sampai dengan satu bungkus rokok dalam satu hari satu malam.

Sampai dengan saat ini, saya sudah pernah sempat dua kali berhenti merokok, tapi selang beberapa tahun kemudian setelah saya berhenti merokok, kebiasaan merokok saya pun kambuh lagi. 

Mirip sama penyakit kambuhan ya, hee

Walaupun saya seorang perokok aktif, sebenarnya saya tidak pernah merasa terlalu kecanduan dengan rokok. 

Jadi, jika dalam sekali waktu saya harus kehilangan atau lupa tidak membawa rokok, hal tersebut tidak menjadi masalah yang serius buat saya. Biasa saja.

Contoh lainnya adalah saat saya menjalankan ibadah puasa dibulan ramadhan. Saat berpuasa, saya tidak pernah sekalipun merasa pengen untuk membatalkan puasa hanya gara-gara rokok.

Dengan kata lain, mungkin saya memang perokok aktif, tapi belum bisa disebut sebagai perokok sejati yang punya semboyan "mendingan gak makan dari pada gak merokok ", he he

Motivasi saya menjadi perokok sebenarnya hanya untuk dua hal :

Pertama, merokok adalah sebuah gengsi.

Saya merasa benar-benar menjadi laki-laki saat saya merokok. Entah mengapa, saya juga tidak tau. Padahal nyatanya, banyak juga yang jadi perokok itu adalah cewek alias perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun