Dengan merokok, saya merasa rasa kepercayaan diri saya meningkat berkali-kali lipat, bahkan disaat saya lagi gabut atau galau sekalipun, he he
Mungkin faktor lingkungan lah yang telah membentuk persepsi saya soal rokok sampai sedemikian rupa.Â
Karena kebetulan saya memang tinggal dilingkungan yang mayoritas kaum prianya adalah perokok.
Kedua, merokok adalah pelampiasan.
Pada saat pertama kali saya kambuh merokok setelah berhenti beberapa tahun, saya masih ingat, penyebabnya adalah karena saya lagi galau akibat putus dari seorang pacar.Â
Maklum saja, waktu itu saya masih bujangan. Akibat pikiran yang lagi kacau karena putus cinta tersebut, akhirnya sayapun menjadikan rokok sebagai bahan pelampiasan.Â
Pada saat kambuh merokok yang kedua kalinya, penyebabnya adalah faktor pekerjaan yang menumpuk dan harus diselesaikan dalam deadline waktu yang singkat.
Akibatnya, saya terpaksa harus melakukan lembur berhari-hari sampai larut malam untuk menyelesaikan pekerjaan.
Akibatnya selanjutnya tentu saja adalah stress. Dan lagi-lagi, karena stress dan penat yang berlebihan akibat beban pekerjaan, sekali lagi sayapun kemudian menjadikan rokok sebagai bahan pelampiasan.
Kenapa saya memilih rokok sebagai bahan pelampiasan saat mengalami stress dan galau?
Jawabannya adalah sederhana. Karena menurut logika berfikir saya, rokok adalah sebuah barang yang legal meskipun menurut para ahli kesehatan rokok mempunyai banyak efek negatif untuk kesehatan.