Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Masyarakat di Desa Sudah Lebih Dulu Migrasi dari TV Analog ke Digital, Kok Bisa?

5 November 2022   16:52 Diperbarui: 7 November 2022   00:45 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Per tanggal 2 November 2022 yang lalu, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), secara resmi telah menghentikan eksistensi saluran televisi analog diseluruh wilayah di Indonesia.

Penghentian siaran televisi analog tersebut merupakan lanjutan dari program migrasi siaran televisi dari analog ke digital yang digagas oleh pemerintah yang disebut dengan program Analog Switch Off (ASO).

Program ASO sendiri merupakan program pemerintah yang dilandasi oleh Pasal 60 A ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang di dalamnya disebutkan migrasi televisi terestrial diselesaikan paling lambat 2 November 2022.

Dengan kebijakan Analog Switch Off ini pemerintah berharap secara kualitas perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia dapat berkembang kearah yang lebih tinggi, yakni menjadi fondasi pengembangan digitalisasi selanjutnya, seperti jaringan 4G menjadi 5G.

Bagi masyarakat yang selama ini memakai televisi analog, maka untuk tetap dapat menikmati siaran televisi melalui platform digital, masyarakat harus menggunakan alat tambahan bernama Seat Top Box (STB) digital yang banyak dijual di toko-toko elektronik diseluruh Indonesia.

Khusus bagi masyarakat kurang mampu, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga telah melakukan pembagian Seat Top Box gratis untuk masyarakat miskin diseluruh Indonesia.

Sebagai informasi, Set Top Box (STB) sendiri adalah alat untuk mengonversi sinyal digital menjadi gambar dan suara, yang dapat ditampilkan di TV analog biasa.

Kelebihan siatan TV digital

Dibandingkan dengan siaran TV analog, televisi digital mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya adalah :

1. Kualitas gambar dan suara yang dihasilkan lebih jernih dan bersih jika dibandingkan dengan televisi analog. 

Hal ini karena sinyal yang dipancarkan oleh televisi digital berupa sinyal sistem siaran digital. 

Karena penggunaan sinyal sistem siaran digital tersebut, kejernihan gambar dan audio visual dari televisi digital tidak dipengaruhi oleh jauh atau dekatnya jarak dengan antena pemancar.

Hal ini berbeda dengan televisi analog, dimana sistem televisi analog adalah menangkap suara dan gambar dengan menggunakan antena analog, sehingga semakin jauh dari antena pemancar maka gambar televisi yang dihasilkan juga akan semakin buruk.

2. Kualitas kejernihan gambar dan suara TV digital tidak terpengaruh oleh cuaca.

Hal ini berbeda dengan siaran televisi analog, dimana cuaca yang buruk semisal hujan, juga akan berdampak pada buruknya kualitas gambar dan suara dari siaran televisi yang diterima oleh penonton.

Namun pada siaran televisi digital, cuaca yang buruk tidak berpengaruh sama sekali terhadap kualitas kejernihan dan kebersihan gambar televisi.

3. Bebas biaya berlangganan.

Foto : kominfo.go.id
Foto : kominfo.go.id

Televisi digital bukanlah saluran televisi terestrial berlangganan atau televisi yang menggunakan platform streaming internet. 

Televisi digital pada proses penyiarannya dilakukan pada penyiaran tetap tidak berbayar atau Free to Air (FTA), sehingga masyarakat tetap dapat menikmati siaran televisi digital tanpa harus membayar langganan sama sekali alias gratis.

4. Chanel televisi yang ditampilkan lebih banyak.

Televisi digital menggunakan sinyal digital yang mampu menampung banyak siaran dalam satu paket, hal ini dikarenakan pemakaian bandwidth pada tv digital tidak sebesar tv analog.

Dengan demikian, maka dengan menggunakan televisi digital kita bisa menonton lebih banyak channel siaran televisi jika dibandingkan dengan menggunakan TV analog.

Masyarakat di Desa telah lama menggunakan televisi digital

Menyikapi program Analog Switch Off dari pemerintah ini, banyak masyarakat yang terlihat masih bingung, khususnya masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan yang selama ini menggunakan saluran TV analog dalam menikmati siaran televisi.

Hal ini wajar terjadi, karena biasanya daerah perkotaan adalah daerah yang dekat dengan stasiun pemancar, sehingga masyarakat yang tinggal di perkotaan cenderung lebih banyak yang menggunakan televisi analog dibandingkan televisi digital 

Hal ini justru berbeda dengan masyarakat yang tinggal didaerah perdesaan atau didaerah-daerah dipelosok tanah air.

Dikarenakan wilayah yang jauh dari pusat kota, sehingga secara otomatis jauh juga dari jangkauan sinyal pemancar televisi analog. 

Akibatnya, jika hanya menggunakan antena televisi analog maka tidak akan didapatkan siaran televisi sama sekali. Atau kalaupun dapat, maka kualitas gambarnya akan sangat buruk.

Guna mensiasati hal tersebut, maka masyarakat dipedesaan biasanya menggunakan Seat Top Box, plus antera parabola untuk mendapatkan siaran televisi digital.

Hal tersebut bahkan sudah dilakukan oleh mayoritas masyarakat di desa-desa sejak jauh sebelum adanya rencana program migrasi televisi analog ke digital oleh pemerintah yang baru digagas ditahun 2020 yang lalu.

Hal ini terjadi bukan karena masyarakat di desa lebih melek digital dari pada masyarakat di kota, tapi lebih karena tidak adanya jaringan atau layanan sinyal televisi analog di desa-desa.

Jadi untuk mayoritas masyarakat yang tinggal di pedesaan, program migrasi dari televisi analog ke digital atau Analog Switch Off yang digagas oleh pemerintah saat ini bukanlah barang baru bagi mereka.

Karena masyarakat yang tinggal di perdesaan justru telah menggunakan televisi digital jauh sebelum adanya program Analog Switch Off yang digagas oleh pemerintah.

Hebat bukan! 

Gambar antena parabola yang sering digunakan masyarakat pedesaan untuk menangkap siaran televisi digital. Foto : Wikipedia 
Gambar antena parabola yang sering digunakan masyarakat pedesaan untuk menangkap siaran televisi digital. Foto : Wikipedia 

Dalam hal penggunaan televisi digital, masyarakat dipedesaan sepertinya lebih maju dibandingkan masyarakat yang tinggal diperkotaan.

Selamat tinggal TV analog....

Sekian, semoga bermanfaat!

Pematang Gadung, 5 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun