Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Tradisi "Rewang" di Kampungku (Part 2)

19 Oktober 2022   16:17 Diperbarui: 20 Oktober 2022   13:55 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Setelah pembentukan panitia pada malam pertama rewang, pemasangan tenda dan sebagainya pada hari pertama, pembuatan keu wajik atau jenang pada malam kedua, serta ngundang-undang acara kenduri pada hari kedua, kegiatan pada tradisi rewang dikampungku pun terus berlanjut."

4. Malam ketiga.

Pada malam ketiga dalam tradisi rewang, biasanya dilaksanakan kegiatan kenduri atau selamatan dalam rangka memohon do'a restu dari para tetangga agar prosesi acara hajatan dan acara akad nikah yang akan dilaksanakan pada besok paginya, bisa berjalan dengan baik tanpa ada halangan suatu apapun.

Dan juga khusus untuk kedua mempelai, jika telah sah menjadi suami istri nantinya bisa dijadikan oleh Allah SWT sebagai keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah serta diberikan keturunan yang soleh dan soleha.

Untuk dalam acara khitanan, acara kenduri biasanya bertujuan untuk mendo'akan anak yang dikhitan agar kelak bisa menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Sedangkan dalam acara resepsi kelahiran, acara kenduri atau selamatan biasanya diisi dengan kegiatan pembacaan shalawat albarjanzi dengan tujuan agar si jabang bayi kelak bisa menjadi anak yang soleh dan soleha, taat kepada Allah dan Rasulnya, berbakti kepada kedua orang tuanya serta berguna bagi agama, nusa dan bangsanya sebagaimana baginda Rasulullah SAW.

Selain itu acara kenduri juga bertujuan untuk mengirimkan do'a kepada seluruh arwah-arwah leluhur dari sohibul hajat yang telah meninggal dunia.

Acara kenduri atau selamatan untuk resepsi pernikahan dan khitanan biasanya diiisi dengan pembacaan tahlil yang kemudian ditutup dengan pembacaan do'a.

Acara kenduri yang dilaksanakan pada malam ketiga rewang ini, biasanya selesai sekitar pukul 9 atau 10 malam yang diakhiri dengan pembagian berkat kepada seluruh tamu undangan yang hadir.

5. Hari ketiga.

Hari ketiga rewang adalah hari H atau acara puncak dari kegiatan resepsi atau hajatan.

Acara puncak hajatan dimulai dari pagi hari, yakni akad nikah kedua mempelai yang dilaksanakan dari pukul 8 sampai dengan pukul 10 pagi.

Setelah acara akad nikah selesai, acara dilanjutkan dengan "temon nganten". Temon nganten adalah acara ritual adat jawa untuk mempertemukan kedua mempelai sesaat setelah dinikahkan sebelum disandingkan duduk di pelaminan.

Untuk melaksanakan acara temon nganten ini biasanya akan dipandu oleh seorang "dalang" atau semacam pembawa acara khusus yang bertugas memandu acara temon nganten dengan menggunakan bahasa jawa kromo inggil sambil diiringi musik gamelan jawa ala keraton.

Setelah acara temon nganten selesai, acara selanjutnya adalah "serah terima penganten".

Serah terima penganten ini biasanya merupakan acara penyerahan secara simbolis oleh wakil dari keluarga besar pengantin perempuan kepada keluarga besar pengantin laki-laki atau sebaliknya.

Tergantung apakah yang melaksanakan resepsi atau hajatan tersebut adalah dari pihak pengantin laki-laki atau dari pihak pengantin perempuan.  

Dalam tradisi resepsi atau hajatan pernikahan masyarakat jawa dikenal juga istilah "ngunduh mantu".

Ngunduh mantu ini sendiri berarti sebuah resepsi atau hajatan pernikahan yang dilaksanakan dirumah keluarga pengantin pria setelah acara akad nikah dan hajatan yang dilaksanan terlebih dahulu dirumah keluarga pengantin wanita.

Jarak antara akad nikah dan resepsi pernikahan dirumah keluarga pengantin wanita dengan tradisi ngunduh mantu yang dilaksanakan dirumah pengantin pria biasanya lebih kurang satu minggu atau disebut dengan  istilah "sepasaran".

Acara temon nganten dan serah terima penganten biasanya selesai sekitar pukul 12 siang atau sebelum waktu shalat zuhur tiba.

Prosesi acara temon manten. Foto : dok. Pribadi
Prosesi acara temon manten. Foto : dok. Pribadi
Prosesi acara temon manten. Foto : dok. Pribadi
Prosesi acara temon manten. Foto : dok. Pribadi


Setelah prosesi adat temon nganten dan seserahan penganten dari pagi hingga siang hari selesai dilaksanakan, selanjutnya tradisi rewang di hari puncak atau hari H dalam acara hajatan akan dilanjutkan dengan menerima para tamu undangan.

Khusus dalam acara khitanan, pada hari H atau hari puncak resepsi biasanya hanya diisi dengan kegiatan penerimaan tamu kondangan saja yang berlangsung dari pagi hingga malam hari.

Undangan resepsi pengantin atau khitanan dalam bentuk kertas tertulis biasanya telah disebar terlebih dahulu oleh tuan rumah kepada para tetangga, sahabat, handai taulan, teman kantor dan lain sebagainya sekitar satu minggu sebelum hari H acara.

Dalam tradisi masyarakat jawa dikampungku, masyarakat yang hadir memenuhi undangan tuan rumah kesebuah acara resepsi pernikahan atau khitanan disebut dengan istilah "kondangan" atau "nyumbang".

Proses acara penerimaan tamu undangan pada hari puncak acara resepsi atau hajatan ini biasanya sudah dipersiapkan oleh panitia rewang mulai dari pagi hari atau sekitar pukul 9 pagi dan baru akan selesai pada malam harinya.

Tampak sebagian tamu yang hadir kondangan. Foto : dok. Pribadi
Tampak sebagian tamu yang hadir kondangan. Foto : dok. Pribadi


Hari H atau hari puncak acara resepsi ini biasanya menjadi hari tersibuk yang dijalani oleh para perewang.

Mereka akan bahu membahu menjalankan tugas sesuai dengan posisi masing-masing yang telah ditetapkan dalam susunan kepanitian.

Sang ketua panitia biasanya akan sibuk mengkoordinir seluruh perewang guna untuk memastikan seluruh rangkaian acara resepsi pada hari H berjalan dengan baik dan lancar.

6. Malam keempat.

Pada malam keempat dalam kegiatan rewang biasanya masih merupakan lanjutan dari kegiatan penerimaan tamu yang dilaksanakan mulai dari pagi sebelumnya.

Namun, tamu undangan yang hadir pada malam hari biasanya tidak sebanyak tamu undangan yang hadir pada siang hari.

Karna puncak dari masyarakat yang datang untuk kondangan biasanya terjadi pada sore hari, yakni antara pukul 4 sampai 6 sore.

Jika hiburan yang disediakan oleh tuan rumah berlangsung hingga malam hari, biasanya tamu undangan masih berdatangan hingga pukul 10 malam.

Sebaliknya, jika hiburan hanya disediakan pada siang harinya saja, biasanya tamu undangan akan habis sekitar pukul 8 malam.

Hiburan dalam acara resepsi atau hajatan dikampungku yang paling sering adalah organ tunggal. Namun ada juga sebagian masyarakat yang memilih acara hiburanya dengan pertunjukan seni kuda lumping.

Acara hiburan dalam kegiatan resepsi atau hajatan dikampungku biasanya akan selesai maksimal jam 12 malam.

***

Bersambung ke part 3!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun