"Kepercayaan masyarakat jawa terhadap mitologi tentang siapa sosok calon pemimpin bangsa ini telah mengakar kedalam kosmologi politik orang-orang jawa."
Dalam budaya jawa, hal-hal yang berbau mitos dan klenik merupakan sesuatu yang masih banyak dipercayai dan diyakini oleh sabagian besar masyarakat jawa hingga saat ini.
Walaupun sebagian besar mitos dan klenik yang diyakini oleh orang jawa tidak bisa dinalar dengan akal sehat dan logika, nyatanya sebagian mitos dan klenik yang dipercayai oleh orang jawa tersebut sudah terbukti kebenarannya.
Salah satu contohnya adalah terkait kepecayaan orang jawa terhadap ramalan-ramalan Prabu Jayabaya.
Prabu Jayabaya adalah raja di Kerajaan Panjalu Kediri yang bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama Jayabhayalancana. Baliau menjadi Raja Kediri pada kurun waktu 1135 sampai dengan 1159 Masehi.
Selain sebagai seorang raja, Prabu Jayabaya juga dikenal sebagai seorang peramal ulung yang ramalannya mampu melintasi zaman sehingga masih dipercaya oleh banyak orang hingga saat ini.
Salah satu kitab ramalan Prabu Jayabaya yang paling terkenal adalah Jongko Joyoboyo. Dalam kitab Jongko Joyoboyo ini Prabu Jayabaya meramalkan tentang pemimpin-pemimpin Indonesia atau presiden yang beliau sebut dengan No-To-No-Go-Ro.
Kata Notonogoro atau ada yang menyebut Notonagoro berasal dari dua frasa kata berbahasa jawa, yakni 'Noto' yang berarti menata dan 'Nogoro' yang berarti Negara. Dengan terjemahan bebas Notonogoro berarti menata negara.
Sebagian kalangan orang jawa kemudian menafsirkan ramalan pemimpin Indonesia oleh Prabu Jayabaya soal Notonogoro nya ini dengan mengaitkan nama presiden-presiden Indonesia yang pernah memimpin sampai dengan saat ini.
Penggalan kata 'No' dalam kalimat Notonogoro dikaitkan dengan nama Presiden Indonesia pertama Sukarno, penggalan kata 'To' dikaitkan dengan nama Presiden Indonesia kedua Soeharto, dan penggalan kata 'No' ketiga dikaitkan dengan nama Presiden Indonesia keenam dan ketujuh Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowidodo. Nama Jokowi dikaitkan karna nama kecil beliau yang diberikan oleh kedua orang tuanya adalah Mulyono.