Mohon tunggu...
soekamto poernomo
soekamto poernomo Mohon Tunggu... -

asik asik

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Hina Menghina Timnas Indonesia...

21 November 2013   12:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:51 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Hina menghina timnas kini bukan hal yang TABU lagi, kini sudah menjadi hal yang biasa. Dulu idealisme saya berkata bahwa apapun alasannya menghina timnas adalah sesuatu yang salah. Karena bagaimanapun juga yang namanya timnas adalah tim yang mewakili negara atau dengan kata lain mereka baik para pemain, pelatih dan pengurus yang membentuk timnas adalah pihak yang mewakili anda, saya dan kita semua warga negara Indonesia. Karena itulah mereka pantang untuk dihina, karena ketika kita menghina timnas itu berarti kita menghina diri kita sendiri.

Kini setelah berjalannya waktu dengan melihat berbagai kejadian yang terjadi dalam sepak bola nasional idealisme saya tentang timnas berubah total. Kini saya mulai mengerti bahwa timnas bukanlah sesuatu yang SAKRAL dan SEMPURNA sehingga mereka tidak boleh dikritik dan dihina. Lihatlah timnas Indonesia sekarang dari permainan mereka, kita semua dapat melihat bahwa mereka bermain SEADANYA tanpa semangat dan kebanggaan membela BANGSA dan NEGARA. Jadi jika mereka yang terlibat dalam membentuk timnas SAJA tidak punya kesadaran dan kebanggaan mewakili bangsa dan negara, itu ARTINYA mereka bukanlah timnas Indonesia yang sebenarnya, atau paling tidak mereka BELUM pantas disebut TIMNAS karena mereka tidak mewakili anda, saya dan kita semua sebagai warga negara Indonesia.

Dari ketiga timnas yang terkenal sekarang dari timnas u19, u23 dan senior boleh dikatakan menurut saya hanya timnas u19 saja yang sudah LAYAK menyandang tim nasional Indonesia. Tengoklah timnas u19 dari proses pembentukan, para pelatih dan pemain semuanya mencurahkan segenap jiwa dan raganya demi membela bangsa dan negara. Hasilnya semua kita dibuat berdecak kagum atas penampilan dan permainan mereka dilapangan. Terlihat dan terpancar dengan jelas semangat dan kebanggaan membela merah putih dalam setiap penampilan mereka dilapangan. Kontrol bola dan umpan yang benar demi merah putih, lari dan berjuang sekuat tenaga demi merah putih, kerja sama yang solid untuk mencetak gol demi merah putih, berlatih dengan keras demi merah putih dan masih banyak lagi yang mereka para pemain dan pelatih lakukan yang terbaik demi merah putih.

Mengkritik dan menghina timnas kini menjadi hal yang wajar. Karena mereka memang layak untuk itu,  dan ternyata mereka yang menyandang nama timnas (u23 dan senior) belum memberikan semua yang terbaik yang mereka punya untuk membela bangsa dan negara. Mungkin banyak yang protes dengan hal ini, namun bukti dilapangan mereka sendiri menampilakan permainan yang tidak menunjukan bahwa mereka layak menyandang nama timnas itu sendiri. Kontrol bola dan umpan seadanya banyak ngawur daripada tepatnya, permainan tanpa visi yang jelas serta tidak adanya semangat dan kebanggaan dalam membela negara semuanya terlihat dalam penampilan mereka dilapangan. Ini semua bisa dilihat dan diukur dengan membandingkan penampilan mereka dengan apa yang ditampilkan oleh timnas u19. Lebih simpel lagi bila bicara mengenai pelatihnya, tengok di timnas u19 pelatih hanya fokus membela merah putih tidak ada fokus yang lain semua jiwa dan raganya dicurahkan semata untuk membela bangsa dan negara. Nah bagaimana dengan U23 dan senior? Bukankah selain melatih timnas mereka juga sedang terbebani dengan fokus yang lain.

Apalagi kini kabarnya timnas senior hendak kembali dilatih oleh Alfred Riedl. Sosok pelatih kontroversial yang kita semua tau lewat pernyataannya kala itu "My bos is Nirwan". Dengan pernyataannya itu kita semua tahu bahwa ternyata selama ini dia bekerja melatih timnas bukan demi bangsa dan negara tapi bekerja demi sang BOS. Jadi pantas saja apa saja yang dilakukannya kala itu mencerminkan hal ini. Tengok saja ketika disaat genting menjelang final AFF Cup 2010, pelatih yang terkenal disiplin ini hanya manggut manggut  ketika timnas dibawa melacurkan diri kepada para elit politik partai tertentu kala itu. Bagaimana mungkin sebuah timnas yang sedang menuju puncak turnamen dengan sadar diganggu dan diturunkan konsentrasinya dengan cara dibawa meladeni syahwat politik partai politik tertentu kala itu. Sesuatu yang tidak masuk akal kala itu kini menjadi WAJAR dengan pernyataan   "My bos is Nirwan" diatas.

Belum lagi bicara kelakuan pelatih ini dalam masa dualisme. Bagaimana mungkin pelatih sekaliber pelatih nasional dengan entengnya menerima kontrak dari organisasi pemberontak untuk menangani timnas ILEGAL pula kala itu. Bahkan tidak hanya melatih namun juga melakukan uji coba internasional yang tidak kalah kontroversialnya saat itu. Ini emang beneran pelatih kaliber nasional atau pelatih tarkam yang tak tahu aturan aturan dalam FIFA. Lagi lagi segala kontroversi ini kembali menjadi hal yang WAJAR dengan pernyataan   "My bos is Nirwan" diatas. Apa jadinya timnas Indonesia jika dilatih oleh seorang pelatih dengan kontoversi seperti ini, yang bekerja bukan demi INDONESIA bukan demi anda, saya dan kita semua namun sekedar demi kemauan sang BOS.

Akhir kata mari kita semua tetap mendukung dan mengkritisi timnas. Semua dukungan dan kritikan bisa diukur lewat penampilan timnas dilapangan, lewat komitmen pelatih timnas dan lewat komitmen para pengurus yang membentuk timnas. Jika para pemain timnas menunjukan permainan terbaik yang menunjukan semangat dan kebanggaan membela timnas, tidak perlu dikomandopun kita semua akan dengan lantang mendukung timnas tersebut. Begitu pula sebaliknya ketika para pemain sebuah tim yang telah menyandang nama timnas menunjukan permainan seadanya tanpa semangat dan kebanggaan membela Indonesia tanpa dikomandopun kita semua akan mengkritik bahkan tidak sedikit mencemooh dan menghina mereka. Karena sejatinya ketika mereka membela bangsa dan negara mereka akan mengeluarkan segala upaya dan daya yang terbaik yang bisa mereka berikan demi Indonesia bukan penampilan seadanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun