Mohon tunggu...
Sugiharto Telo
Sugiharto Telo Mohon Tunggu... profesional -

Menulis - dengan kemampuan ala kadarnya - selain advokat untuk rakyat ketjil yang papa. Belajar dari filosofi telo (ubi kayu), bertunas dan tumbuh meski di atas batu. Mengakui, jika "urip iku destiny"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sketsa Ada

12 Agustus 2012   01:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:55 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sketsa Ada

Aku ada di pagi
Di butir embun yang berayun
Pada ranting dan pucuk daun
Aku ada di malam
Di antara sepi yang bersembunyi
Di telingkap angin dan cahaya bulan
Aku ada di labirin waktu
Kala sebagian makhluk terkurung galau dan rindu
Aku ada di balik punggung bukit
Di ujung rumput basah yang terayun ayun
Menanti
Sendiri


Selamat Pagi Istriku

Selamat pagi istriku
Pagi ini begitu indah
matahari memancar sinarnya cerah
Aku terbangun dari tidur
berselimut gelisah
Malam-malam selalu saja sunyi
Dibekap angin dan gelap sepi
Ada sepotong tjinta purba
terselip di sudut beranda
begitu lama
Yang akan kuberikan suatu hari
Saat nanti engkau tiba
Hati ku telah berselibat denganmu sejak dulu
Aku tak tahu
Apakah engaku tahu?

Selamat pagi istriku
Apakah menu hari ini?
Masih adakah suplemen rindu
dan senyum manismu buat ku
di atas meja?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun