Mohon tunggu...
Immanuel Satya
Immanuel Satya Mohon Tunggu... Buruh - Terjebak di rumah

Batin gelisah, dalam aksara semua tumpah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Seonggok Opini tentang Kereta Bandara

16 Mei 2015   05:06 Diperbarui: 3 Januari 2018   17:25 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya yakin kita sudah pernah mendengar wacana yang dirilis oleh pemerintah mengenai pembangunan KA yang menghubungkan jaringan jalur KRL Jabodetabek dengan Bandara Soekarno-Hatta. 

Kini rencana tersebut sudah memiliki kejelasan mengenai rencananya (Baca: KA Bandara Soekarno-Hatta Rampung pada 2016, Berapa Harga Tiketnya?). Namun, apakah pembangunan jalur KRL ini akan besar peranannya bagi masyarakat? 

Lalu bagaimana dengan harga tiketnya? Menurut artikel berita tersebut, harga tiket KA Bandara tersebut akan berkisar di antara angka Rp80.000,- hingga Rp100.000,-. 

Apakah harga tiket semahal itu sebanding dengan kenyamanan dan ketepatan waktunya? Apakah bahkan ada yang ingin naik kereta dengan tiket semahal itu jika jarak yang ditempuh hanya sekitar 30 km? 

Belum lagi dengan adanya persaingan dengan angkutan pemadu moda lainnya seperti DAMRI dan Prima Jasa yang juga menyelenggarakan angkutan dari berbagai titik hingga ke Bandara Soekarno-Hatta. 

DAMRI memasang harga tiket sebesar Rp55.000,- untuk perjalanan dari Bogor hingga Bandara Soekarno-Hatta, dan Prima Jasa memasang tarif Rp115.000,- untuk perjalanan dari Bandung dengan destinasi yang sama. Sebagai tambahan informasi, 

DAMRI telah memiliki berbagai fasilitas yang menunjang kenyamanan selama perjalanan seperti WiFi dan pendingin udara. Kereta api, dengan harga hampir dua kali lipat, apakah akan menawarkan fasilitas yang lebih baik? 

Jika fasilitas yang ditawarkan bahkan lebih sedikit, lalu apa keuntungannya? Jika ada dari Anda yang mengatakan bahwa kereta api tidak akan terhambat oleh kemacetan, Anda salah besar.

Rute KA Bandara direncanakan akan dimulai dari Stasiun Manggarai melewati Stasiun Batu Ceper lalu ke Bandara Soekarno-Hatta. Stasiun Manggarai, menurut pengalaman saya, merupakan titik rawan kemacetan di jalur KA Jabodetabek. 

Sehubungan dengan posisinya sebagai persilangan berbagai rute, lalu lintas di Stasiun Manggarai tergolong salah satu yang paling padat di seluruh jaringan jalur KRL Commuter Line. Kepadatan semakin menjadi-jadi ketika malam tiba. 

Pasalnya, belasan rangkaian dari berbagai rute akan melintasi Stasiun Manggarai, ditambah jam pulang kantor yang akan menambah waktu transit rangkaian KRL di Stasiun Manggarai yang akan menghambat perjalanan rangkaian kereta lainnya. 

Apa yang lebih buruk dari kemacetan di persilangan? Hal ini dapat menghambat perjalanan di seluruh jaringan rel. Jadi, kelancaran perjalanan bukan lagi menjadi sebuah keunggulan transportasi kereta api, utamanya di Jakarta.

Kereta api masih bisa menjadi moda transportasi yang dapat diandalkan, yang sesuai dengan ekspektasi kita, yang cepat, murah, dan nyaman. Namun, sebaik apa pun rencana yang akan datang, masalah yang terlantar akan semakin parah jika tidak dapat diselesaikan secara segera. Sekian opini saya, Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun