Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Benarkah Aldi Pentolan Gojek Mundur?

19 November 2020   19:39 Diperbarui: 20 November 2020   00:32 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aldi dikabarkan mundur dari Gojek? - Foto: YT Mata Najwa

Kaget. Seorang teman mengirim pesan WhatsApp. Isinya, Aldi Haryopratomo mundur dari Gojek!

Mengagetkan karena kabar ini terbilang mendadak. Sebab jika melihat rekam jejak, ia pernah disebut sebagai salah satu sosok sangat menentukan di balik kesuksesan Gojek (PikiranRakyat.com, 20 Feb 2020).

Mendapat kabar ini, saya pribadi cuma bisa membatin, sangat disayangkan jika penyandang predikat cumlaude dari Teknik Elektro Purdue University dan juga Universitas Harvard mengambil keputusan untuk meninggalkan posisi CEO Gopay.

Namun dalam isi WhatsApp itu, ia nyaris tidak menyebutkan ada masalah tertentu. Di sana ia justru mengawali dengan terima kasih kepada perusahaan yang bertahun-tahun ditekuninya. 

"Saya ingin menyampaikan terima kasih  kepada teman-teman semua, termasuk untuk teman-teman yang belum sempat bertemu langsung dengan saya.  Waktu perjalanan saya di Gojek ini benar-benar berkesan bagi saya dan tidak mungkin terjadi tanpa bantuan teman-teman."

Ini menjadi pembuka sebuah "surat perpisahan" yang, di mata saya, sangat menyentuh. Namun juga tertangkap semacam ada sesuatu perasaan berat hati, untuk meninggalkan sebuah peran yang pernah menjadi bagian hidupnya.
 
Setidaknya itu teraba saat di pesan WA itu ia bercerita tentang berbagai kelebihan Gojek.

"Yang membuat Gojek istimewa untuk saya adalah karena Gojek bukan hanya sekedar perusahaan ride-hailing yang kemudian memutuskan untuk beralih ke layanan pesan antar makanan, kemudian ke layanan pembayaran dan layanan keuangan."

Ia juga bercerita bahwa sejak Gojek masih berbagi ruang kantor dengan Mapan di sebuah rumah mungil di jalan Ciasem, Gojek selalu berupaya menghilangkan berbagai hambatan agar orang bisa terus saling membantu satu sama lain.  

Ini memunculkan pertanyaan, apakah ketika sekarang Gojek membesar lantas kultur ini surut? Tidak tegas terjawab di sana, tetapi lagi-lagi, bisa jadi itu menjadi pesan darinya agar kelak Gojek tetap menjaga prinsip baik tersebut; saling membantu.


Lebih jauh ia juga bercerita, dulu belum ada aplikasi Gojek, sehingga mau tidak mau pengguna harus menelpon call center. Layanan yang akhirnya diminta oleh konsumen pun bermacam-macam.

Pelanggan meminta bantuan mitra driver tidak hanya untuk ngojek, tetapi juga  untuk membantu mereka di berbagai urusan sehari-hari lainnya. 

Gojek telah menjadi penghubung antar orang yang punya uang tetapi membutuhkan waktu lebih, dengan orang-orang yang punya waktu tetapi membutuhkan uang tambahan.
 
"Semangat untuk saling bantu ini tidak hanya berlaku ke konsumen, tapi juga bagi keluarga mitra," katanya di WA itu.

Kerja sama Mapan dengan Gojek pada Desember 2016, menurut catatannya, bertujuan untuk memberikan kesempatan keluarga mitra untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Caranya adalah suami dapat menjadi mitra Gojek dan istri dapat menjadi ketua Arisan Mapan.
 
Kerjasama yang sederhana ini pun semakin erat ketika pada 2017 Mapan, Midtrans, dan Kartuku diakuisisi oleh Gojek sebagai fondasi untuk membangun GoPay.

Itu adalah sebagian catatan bernada apresiatif dari Aldi atas perusahaan yang turut ia besarkan.

Walaupun di bagian lain, lagi-lagi, ada ungkapan berat perasaannya untuk hengkang dari Gojek.

Ia bahkan memilih merendah, sebagai cerminan kebesaran jiwa dan kematangan dimiliki seorang anak muda, saat berterima kasih secara khusus kepada para pentolan Gojek.

"Terima kasih kepada Nadiem, Andre, dan Kevin yang telah berani mengambil langkah yang akhirnya membawa saya masuk ke Gojek," katanya di pesan WA dikirimkan teman saya tersebut.
 
Ia sempat bercerita pahit manisnya pengalaman bersama Gojek, terutama di awal ia bergabung.

"Terus terang saat pertama kali bergabung penyesuaian tidak mudah. Semuanya serba cepat dan sering berubah. Namun, alhamdulillah, saya sering dapat bantuan, bahkan terkadang dari orang-orang yang tidak terduga. Terima kasih banyak kepada kalian yang tidak keberatan membantu saya, atau terkadang mendengarkan curhatan saya."
 
Selanjutnya ia juga berkisah tentang pengalaman sangat berkesan tampaknya bagi Aldi sendiri.

"Pada 20 Maret 2018, GoPay mendapatkan lisensi untuk meluncurkan QR Code. Akhirnya, GoPay resmi dapat digunakan di luar ekosistem Gojek! Karena GoPay secara langsung menyentuh segala produk dan sistem di Gojek, mengembangkan GoPay benar-benar membutuhkan kerja sama dari semua pihak yang ada di Gojek."
 
Di sisi lain ia juga mengakui, banyak sekali masa sulit yang harus dirinya dan para pentolan Gojek lewati. 

"Mulai dari saat perang pangsa pasar di kota-kota besar, mendapatkan investasi dari perusahaan teknologi global, serta pastinya juga memastikan keselamatan, keamanan, dan mata pencaharian para mitra yang terdampak selama COVID-19," ia menambahkan.

 
"Seluruh momen ini mengharuskan kita bahu-membahu menjadi satu tim yang solid. Jujur, hal ini tidak selalu mudah untuk dikerjakan. Kadang rasanya seperti kita harus selalu lari cepat, sementara kaki kita terikat satu sama lain," katanya lagi.

Namun, lebih jauh ia menegaskan dirinya tidak mengeluh.

"Saya senang karena segala keribetan itu bisa kita lewati sehingga kita bisa merayakan keberhasilan bersama-sama. Tidak terasa, dalam sekejap mata, Gojek dan GoPay telah membantu jutaan pengguna, mitra pengemudi, dan mitra usaha. Saya yakin teman-teman semua akan terus membawa GoPay dan Gojek ke tingkat yang lebih tinggi."

Namun sinyal kuat ia mundur ada di akhir pesan WhatsApp itu.

"Saya masih akan berada di sini sampai tahun baru. Jadi tolong jangan malu-malu, seperti orang tidak kenal," menjadi kalimat yang bernada kuat, agar mereka yang selama ini saling menguatkan di Gojek, tetap menjadi sahabat.

Menyimak isi WA tersebut, meskipun mengagetkan, di sisi lain juga memperlihatkan perjuangan keras para pendiri Gojek dalam membuat nama ojek daring ini melesat. Salah satunya, Aldi sendiri, di samping ia pun menegaskan andil besar teman-temannya selama ini di sana.

Keputusan untuk mundur tak selalu buruk. Toh, ia mundur setelah turut andil membuat Gojek maju.

Anak muda butuh petualangan, untuk menebar kebaikan lebih luas, dan meninggalkan jejak baik di lebih banyak tempat. 

Ibarat pepatah, benih-benih terbaik bisa hidup di tanah mana saja. Dan, berhenti dari sebuah tempat tak berarti berhenti menebar kebaikan.

Toh, akhirnya hidup tak sekadar setinggi apa posisi diraih, tetapi seberapa banyak kebaikan bisa disebar. Kurasa, Aldi mengambil keputusan berhenti karena pertimbangan itu.

Dengan segala rekam jejak, reputasi, prestasi selama ini, besar kemungkinan buat ia bisa mengabdikan ilmu dan pengalamannya lebih jauh luas lagi.

Dulu, Steve Jobs bahkan pernah terpaksa keluar dari perusahaan yang ia dirikan sendiri. Namun itu tak membuatnya berhenti berprestasi, hingga ia kembali, dan membuat Apple punya nama besar hingga kini.

Siapa tahu, kelak Aldi adalah Steve Jobs-nya Indonesia, yang menulis sejarah sebagai Aldi yang tidak benar-benar berhenti berbagi: inspirasi dengan segala prestasi dan dedikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun