Namun, lebih jauh ia menegaskan dirinya tidak mengeluh.
"Saya senang karena segala keribetan itu bisa kita lewati sehingga kita bisa merayakan keberhasilan bersama-sama. Tidak terasa, dalam sekejap mata, Gojek dan GoPay telah membantu jutaan pengguna, mitra pengemudi, dan mitra usaha. Saya yakin teman-teman semua akan terus membawa GoPay dan Gojek ke tingkat yang lebih tinggi."
Namun sinyal kuat ia mundur ada di akhir pesan WhatsApp itu.
"Saya masih akan berada di sini sampai tahun baru. Jadi tolong jangan malu-malu, seperti orang tidak kenal," menjadi kalimat yang bernada kuat, agar mereka yang selama ini saling menguatkan di Gojek, tetap menjadi sahabat.
Menyimak isi WA tersebut, meskipun mengagetkan, di sisi lain juga memperlihatkan perjuangan keras para pendiri Gojek dalam membuat nama ojek daring ini melesat. Salah satunya, Aldi sendiri, di samping ia pun menegaskan andil besar teman-temannya selama ini di sana.
Keputusan untuk mundur tak selalu buruk. Toh, ia mundur setelah turut andil membuat Gojek maju.
Anak muda butuh petualangan, untuk menebar kebaikan lebih luas, dan meninggalkan jejak baik di lebih banyak tempat.Â
Ibarat pepatah, benih-benih terbaik bisa hidup di tanah mana saja. Dan, berhenti dari sebuah tempat tak berarti berhenti menebar kebaikan.
Toh, akhirnya hidup tak sekadar setinggi apa posisi diraih, tetapi seberapa banyak kebaikan bisa disebar. Kurasa, Aldi mengambil keputusan berhenti karena pertimbangan itu.
Dengan segala rekam jejak, reputasi, prestasi selama ini, besar kemungkinan buat ia bisa mengabdikan ilmu dan pengalamannya lebih jauh luas lagi.
Dulu, Steve Jobs bahkan pernah terpaksa keluar dari perusahaan yang ia dirikan sendiri. Namun itu tak membuatnya berhenti berprestasi, hingga ia kembali, dan membuat Apple punya nama besar hingga kini.