Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Istriku Kartiniku, Pejuang ASI bagi Sang Buah Hati

21 April 2020   23:08 Diperbarui: 21 April 2020   23:19 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dian Sastro dan produk obat modern asli Indonesia, HerbaAsimor - Dok. HerbaAsimor

Lima tahun lalu, ada keharuan tidak biasa saya rasakan. Istri memutuskan untuk berhenti bekerja di kantornya, meskipun gajinya terbilang lumayan. Keputusan ini diambilnya hanya karena satu alasan; ingin fokus menyusui dan mengurus anak sebaik-baiknya!

Di mata saya, tentu saja ini adalah keputusan berani. Ia percaya sepenuhnya bahwa itu adalah keputusan terbaik untuk si kecil yang saat itu masih berusia lima bulan. 

Bicara risiko, tentu saja berisiko. Sebab dengan begitu, uang di tangannya pun hanya uang yang berasal dari gaji saya sendiri. Meskipun cukup, jelas kurang banyak jika dibandingkan ada tambahan dari gajinya sendiri. 

Sekadar cukup, tentu saja berbeda dengan lebih dari cukup. Di sini, ia mesti mengurus anak, karena tak ingin melibatkan tangan lain (asisten rumah tangga ataupun baby-sitter). Di sisi lain, ia pun harus memikirkan agar dengan uang yang sekadar cukup itu, dapat digunakan sebaik-baiknya.

Inilah yang bikin saya semakin kagum atas perempuan yang lebih muda enam tahun di bawah saya ini. Pikirannya dewasa, pertimbangannya jernih, dan keputusannya berani. Dia buktikan prinsip: kawal awal kehidupan.

Ini juga yang meyakinkan saya, bahwa dia yakin sepenuhnya bahwa suaminya bisa membawa pulang nafkah yang lebih dari sekadar cukup, walaupun saat keputusan itu diambil, posisi keuangan--sekali lagi--baru di titik sekadar cukup.

Saya pribadi tidak mempersoalkan sama sekali keputusannya tersebut. Toh, alasannya pun saya lihat sebagai alasan yang mulia; demi anak dan ingin mendampingi anak dengan totalitas, dari menyusui hingga mengurusnya sehari-hari.

Saat seorang istri tak ingin melibatkan tangan lain, di sini juga terasa adanya "tangan Tuhan" yang tak hanya menguatkan saya mencari nafkah lebih baik, namun juga menguatkannya untuk bisa menyusui anak tanpa terusik.

Sumber foto: ASIMOR.id
Sumber foto: ASIMOR.id
Sebelumnya ia sempat galau, karena setelah melahirkan sempat tetap ngantor beberapa bulan. Sementara si kecil terpaksa dititipkan ke Ibu Mertua, ibunya.

Ia memang siaga, saat masih bekerja pun, jatah air susu ibu (ASI) sudah disimpan di kulkas, dan ibu mertua yang memberinya kepada si kecil setiap kali haus. Namun inilah yang bikin ia sebagai ibu merasa tidak puas.

Ia ingin bisa langsung menyusui si kecil, tak ingin berjarak dengan si kecil. Di sinilah terasakan kecintaan besarnya terhadap gadis kecil yang kami miliki. 

Apalagi, terkait menyusui sendiri, baginya menjadi kebanggaan setelah melihat ia masih mampu menyusui si kecil. Sebelumnya sempat ada kecemasan itu, karena di awal kelahiran buah hati kami, sempat tidak keluar susu.  

Ini sempat bikin ia panik dan merasa bersalah. Istri sempat didera perasaan cemas dan bahkan takut kalau-kalau ia takkan bisa menyusui si kecil. Ia berterus terang, jika saja tidak keluar air susu, ia akan dihantui oleh perasaan bersalah.

Dalihnya sederhana. Seorang perempuan, seorang ibu, menurutnya barulah terasa lengkap jika sudah melahirkan dengan selamat, kemudian bisa menyusui sendiri, dan bisa menjaga sendiri si buah hati.

Inilah kenapa berkali-kali saya pribadi mensyukuri sikap sang istri yang nyaris tak peduli soal uang yang sekadar cukup-cukupan di awal kelahiran si kecil, namun sangat peduli pada bagaimana supaya bisa mendampingi anak semaksimal mungkin.

Di sinilah saya sebagai suami, sebagai seorang ayah, mesti mengakui kenapa dalam agama pun perempuan dihormati begitu rupa. Bahkan surga pun disebut-sebut berada di bawah telapak kaki mereka. Ya, saya kira, karena kecintaan mereka jauh lebih tinggi dibandingkan cinta yang dimiliki seorang suami.

Sejujurnya, dulu soal kenapa di agama acap dikatakan surga berada di bawah telapak kaki ibu, terasa membingungkanku. Namun setelah beristri, dan istri menjadi seorang ibu dengan kelahiran anak kami, di sanalah terlihat sekali bagaimana kemuliaan hati seorang istri, seorang ibu.

Dulu, hampir tidak percaya jika seorang ibu takkan membiarkan seekor nyamuk pun hinggap di tubuh anaknya. Namun setelah melihat istri dan anak sendiri, lagi-lagi alam membuat saya percaya, seorang istri punya kepekaan dan perhatian yang mesti saya akui; tidak saya miliki sebagai seorang laki-laki, sebagai seorang suami, dan sebagai seorang ayah.

Itu sudah terasa di awal kelahiran si kecil. Saat ia masih harus menahan sakit setelah melahirkan, istri masih sempat-sempatnya memikirkan bagaimana bisa menyusui si kecil, saat mendapati air susu belum keluar

"Kamu jangan pusingkan itu dulu. Untuk susu, masih ada alternatif kok," saya berusaha menghiburnya saat itu.

Namun upaya saya menghiburnya tak lantas menghapus kegelisahannya yang masih memikirkan apakah akan bisa menyusui si kecil dengan air susunya sendiri atau tidak.

Keinginan istri untuk bisa menyusui sendiri hingga bisa bikin ia lupa dengan rasa sakitnya setelah melahirkan, benar-benar bikin saya hampir tidak percaya. Ya, karena dulu sebelum memiliki anak memang sempat mengira bahwa air susu seorang ibu memang sudah alami ada dan tinggal beri begitu saja.

Setelah melihat wajah istri setelah melahirkan, apa isi pikirannya lewat kata-kata yang banyak ia ucapkan, dan menyimak harapannya; hanya tentang anak dan keinginannya segera dapat menyusui si kecil. 

Betul juga pesan banyak orang yang lebih berpengalaman, mendampingi istri melahirkan memberikan banyak sekali pelajaran sekaligus mengubah sudut pandang. 

Dari sana jugalah saya merasa lebih mampu menghargai makna dari air susu ibu. Ini bukan sekadar susu yang tinggal diarahkan ke mulut bayi. Selain ada proses, juga ada ketelatenan khusus yang dibutuhkan. 

Padahal jika dipikir-pikir, kalaupun ia tak ingin menyusui pun bisa saja. Terlebih saat ini ada kegandrungan tren yang mengklaim bahwa perempuan memiliki otoritas penuh atas tubuhnya dan di tingkat ekstrem disebut-sebut berhak untuk tidak menyusui anaknya sendiri.

Ya, di sinilah lagi-lagi kekaguman saya terhadap istri membuncah. Kalaupun benar bahwa perempuan memiliiki hak penuh atas tubuhnya, namun prinsip ini tidak sampai membuat istri meremehkan kebutuhan anak yang ia lahirkan sendiri.

Ia bisa menegaskan bahwa kekuasaan penuh atas tubuh sendiri bukanlah keleluasaan untuk semena-mena, terlebih terhadap anak sendiri. Maka itu, dari awal melahirkan, hal paling banyak menyita perhatiannya hanyalah bagaimana sesegera mungkin bisa memberikan ASI kepada sang buah hati.

Sekarang, pengalaman ini juga yang acap saya ceritakan ulang kepada si kecil yang mulai senang berbagi cerita. Ia acap bertanya tentang proses bagaimana kelahirannya, hingga bagaimana ia di masa bayinya.

Apa yang paling banyak saya ceritakan kepada si kecil adalah; "Perjuangan Mama Shadia tuh istimewa, lho. Mama nahan sakit. Nunggu kelahiran dari pagi sampai tengah hari, baru deh Shadia lahir ..."

Berkali-kali saya melihat wajah si kecil pun terkesima setiap kali diajak bercerita tentang perjuangan ibunya. Meskipun ia baru mau menginjak usia lima tahun, tampaknya ia sudah mulai bisa membayangkan perjuangan seorang ibu dari melahirkan hingga menyusui dan mengurusnya. 

Dian Sastro dan produk obat modern asli Indonesia, HerbaAsimor - Dok. HerbaAsimor
Dian Sastro dan produk obat modern asli Indonesia, HerbaAsimor - Dok. HerbaAsimor

Catatan buat Mamsi

Ya, saya bangga bisa menceritakan itu kepada si kecil. Bahwa ibunya bisa disebut sebagai seorang Kartini yang ada di rumah sendiri karena mau berjuang bahkan sejak sebelum melahirkan dia, dengan rajin-rajin konsultasi dan ikut seminar-seminar seputar ASI juga cari tahu lewai Instagram @asimor.id.

ASI Pasti! kalau mengutip tagline salah satu produk herbal Obat Modern Asli Indonesia untuk membantu kelancaran ASI, HerbaASIMOR. Eh, ini jadi salah satu solusi buat Mamsi yang ingin melancarkan ASI lho, bisa untuk dicoba cari dan klik di sini.

Tentang produk ini, kebetulan saya semalam waktu sedang membaca berita di salah satu portal berita melihat ada launching produk HerbaASIMOR. Produk ASI booster produksi PT Dexa Medica, perusahaan farmasi ternama Indonesia ini keren banget! Gak pernah berhenti inovasi.

Saat acara peluncuran produk yang menampilkan host Dian Sastrowardoyo, bintang tamu penyanyi Andien dan Komika Pandji Pragiwaksono ini, dijelaskan kalau  HerbaASIMOR ini terdiri dari 3 bahan alam yaitu daun katuk, daun torbangun, dan ikan gabus. Itulah hebatnya Indonesia, yang kaya bahan alam. Dan itulah hebatnya perusahaan Dexa Medica, yang mau dan mampu mengolah bahan alam Indonesia menjadi produk inovatif dan tinggi teknologi. 

Tiga bahan alam itu, menurut penjelasan Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) PT Dexa Medica  Dr. Raymond Tjandrawinata diproses dengan teknologi AFT, yakni teknologi untuk menemukan fraksi spesifik yang menghasilkan produk dengan kemurnian tinggi dan memiliki aktivitas biologis. Wah canggih banget tuh, saya gak bisa ngebayangin gimana canggihnya teknologi bekerja untuk mendapat fraksi atau senyawa yang paling murni, mungkin begitu ya. 

Daun katuk sendiri menurut Dr. Raymond, memberikan peningkatan terhadap hormon yang berperan penting dalam proses menyusui sehingga dapat meningkatkan produksi ASI. Sementara daun torbangun dapat meningkatkan kadar prolaktin, serta meningkatkan aktivitas sel epitel dan metabolisme kelenjar susu sehingga produksi ASI meningkat 65% tanpa mengubah kualitas gizi susu. 

HerbaASIMOR yang mengandung Galatonol ini merupakan fraksi bioaktif kombinasi dari daun katuk dan daun torbangun, telah terbukti memiliki efek untuk merangsang produksi ASI. Dan saya baca lagi di penjelasan produknya, ternyata produk ini sudah bersertifikat halal!

herba-asimor-5e9f1a66097f365d33489604.jpg
herba-asimor-5e9f1a66097f365d33489604.jpg
Tidak hanya daun katuk dan torbangun, HerbaASIMOR juga dilengkapi Striatin, yang merupakan fraksi bioaktif dari Channa striata  atau ikan gabus. Waduh ini ikan gabus adalah ikan air tawar, kalau dulu zaman masih anak-anak suka banget nangkep ikan gabus di desa karena emang banyak banget! Nah ternyata ikan gabus yang waktu kecil aku suka tangkepin bareng teman-teman bisa meningkatkan hormon prolaktin dan oksitosin sehingga produksi ASI meningkat, juga mempercepat proses penyembuhan setelah operasi caesar, dan  memperkuat sistem kekebalan tubuh. Begitu penjelasan lengkap dari Dr. Raymond.

Nah di kesempatan tadi, juga dijelaskan bagaimana HerbaASIMOR ternyata sudah diujikan kepada konsumen. Hasilnya? Keren banget deh produk ini. Menurut Head of Marketing Consumer Health Dexa PT Dexa Medica, Ibu Irene Dwi Sari Rifaie, 39 dari 40 orang ibu puas dan sangat puas dengan HerbaASIMOR! Yang lebih dahsyat lagi, 2 dari 3 ibu merasakan volume ASInya naik hanya dalam waktu 2-3 hari saja, dan hanya dalam 2 minggu pemakaian HerbaASIMOR, 1 dari 2 ibu volume ASInya bisa mencapai 75 ml sampai 120 ml setiap kali memompa!

Bu Irene juga bilang, dalam dua minggu, lama waktu memompa ASI dari 25% ibu menurun dari rata-rata 30 menit di minggu pertama menjadi rata-rata 20 menit di minggu kedua setelah mengonsumsi HerbaASIMOR.

Lalu apa yang terjadi dengan adik bayinya? Ternyata mamsi yang mengonsumsi HerbaASIMOR, bayinya punya kualitas tidur yang lebih baik. Wah penting banget tuh mamsi papsi, jadi bayinya gak sering-sering bangun, yang kadang bikin mamsi papsi begadang, ya gak? Penting nih! Catet!

Selain itu, frekuensi buang air kecil bayi lebih sering, dan berat badan bayi bertumbuh baik. Berat badan bayi laki-laki rata-rata naik 0,51 kg selama dua minggu, sementara untuk bayi perempuan rata-rata naik 0,34 kg. Nah, gimana masih ragu mau pakai HerbaASIMOR?

Kalau aku baca-baca lagi di websitenya, HerbaASIMOR ini bisa sudah bersertifikat halal loh! Untuk mengonsumsinya cukup 1 kaplet dua kali sehari. Kalau sudah mengonsumsi ini, jangan lupa untuk menyimpan kemasannya di tempat yang sejuk atau di bawah suhu 300 Celcius, di tempat kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung ya!

Jadi mamsi dan papsi jangan ragu untuk berikan yang terbaik bagi buah hati ya. Demi ASI Pasti Lancar, mamsi bisa coba ASI booster bahan alam yang saya rekomendasikan langsung! 

#kawalawal

#AsiPasti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun