"Jangan laundry dulu. Pakai saja mesin cuci kita sendiri, dan setrika cuma jika sedang kuat saja. Kita tidak tahu, di laundry itu pakaian kita dipegang oleh pekerja yang sehat atau tidak."
Begitulah gambaran kecemasan hingga ketakutan yang sempat muncul.Â
Namun perlahan, terpikir, bahwa yang dibutuhkan di tengah kondisi sekarang bukanlah ketakutan. Tidak ada ketakutan yang membawa kebaikan jika berlebihan.Â
Maka itu, sehari-hari, selain tetap berkutat dengan pekerjaan yang mesti tetap dikerjakan dari rumah, selalu berusaha menenangkan diri. Entah lewat salat, meditasi, mendengarkan musik, sampai dengan bermain masak-masakan dengan si kecil.Â
Tidak gampang keluar dari ketegangan. Namun bagaimanapun saat ini yang dibutuhkan tetap saja adalah ketenangan. Inilah yang selalu saya usahakan untuk terus diciptakan, setidaknya di rumah sendiri.Â
Terutama setiap kali melakukan meditasi, berkonsentrasi pada pernapasan, terus memberikan mantra-mantra agar bisa tenang, entah nasihat ahli spiritual atau pakar-pakar psikologi.Â
Sebab, di saat-saat begini, yang bisa merusak dan membunuh tidak hanya virus corona, melainkan juga ketegangan dan perasaan tertekan. Maka itu, kalaupun memanfaatkan waktu di media sosial pun, apa yang saya usahakan untuk bisa dibagi adalah hal-hal yang menghibur dan menenangkan.
Tidak selalu berhasil, namun paling tidak dengan itu sudah membantu diri sendiri untuk bisa melepaskan ketegangan dan menghadirkan ketegangan.
Tidak jauh berbeda di tengah medan peperangan. Wajah tegang dan tidak tenang sering menjadi sasaran kematian, sebab itu sering dipengaruhi perasaan dan pikiran buruk hingga mendatangkan akibat buruk. Jadi, marilah saling berbagi hal-hal menenangkan, bukan menegangkan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H