Mengerikan. Ya, Alue Naga adalah salah satu gampong yang paling bisa merasakan kengerian ketika ie beuna itu tiba. Namun di balik kengerian itu, Alue Naga tidaklah benar-benar punah. Selain gampong ini pun masih ada dalam peta, pun ada ribuan jiwa yang tetap selamat dari hantaman air yang saat itu berubah wujud bak raksasa.
Dari data per 2017, masih ada 1.233 jiwa ureung gampong Alue Naga yang masih bertahan hidup. Sebagian besar dari penduduk tersebut di bawah usia 45 tahun, sementara di atas usia itu hanya tersisa sekitar 182 jiwa.Â
Bagaimana mereka bisa survive, tentu itu menjadi cerita lain lagi, salah satunya karena ada sebagian yang sudah mendapatkan pengetahuan dari haba (pesan) dari mulut ke mulut terkait ie beuna, hingga dapat menyelamatkan diri begitu gempa terjadi yang mengawali terjadinya tsunami.
Wajah Berbeda Alue Naga
Hari ini Alue Naga sudah jauh berubah. Bahwa mereka pernah mengalami cerita yang lebih mengerikan dibandingkan mimpi paling ngeri, tak lantas membuat mereka larut dalam kesedihan atau duka mendalam.Â
Geliat kehidupan penduduk setempat tidak kalah dibandingkan warga gampong lainnya. Roda ekonomi mereka pun terlihat mulai bangkit. Terlebih perhatian atas desa ini pun berdatangan dari banyak pihak, walaupun saat ini hanya PT Astra International Tbk yang terlihat paling depan memberikan pendampingan. Tak hanya mengucurkan beasiswa, melainkan juga bantuan pelatihan keterampilan.
Satu hal membanggakan adalah kepedulian terhadap gampong  yang pantas dijuluki sebagai "Desa Sisa Tsunami" ini hingga kini masih berjalan.Â
Salah satunya adalah PT Astra International Tbk dengan program Corporate Social Responsibility Kampung Berseri Astra (KPB). Menurut laporan Dinas Komunikasi dan Informatika Aceh, berlangsung sejak 20 September 2017.
Riza Deliansyah (Head of Environment and Social Responsibility Astra International) memilih Alue Naga sebagai sasaran CSR karena ingin mewujudkan suatu desa dengan lingkungan yang bersih dan hijau. Di samping, juga agar dapat dihuni masyarakat yang sehat, cerdas, dan produktif.Â
Ini tentu saja tidak lepas juga dari prinsip acuan Astra sendiri dalam menggelontorkan bantuan, yang mesti berpijak pada empat pilar mencakup pendidikan, kewirausahaan, lingkungan, dan kesehatan.Â