Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Soal KPAI-PB Djarum, antara Isu Anak dan Sponsor

9 September 2019   12:04 Diperbarui: 10 September 2019   05:21 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya tidak masalah. Terlebih kampanye yang diadakan dari dana tersebut memiliki muatan kepentingan publik untuk bisa menciptakan lingkungan bebas rokok. 

Kampanye itu sendiri, menurut laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), memang ditujukan untuk membantu mengurangi penggunaan tembakau di negara-negara dengan pendapatan menengah ke bawah.

"The Bloomberg Initiative to reduce tobacco use is funding activities to promote freedom from smoking and reduce tobacco use in low- and middle-income countries, with special emphasis in Bangladesh, China, India, Indonesia, Russian Federation but also in other high-burden countries such as Brazil, Egypt, Mexico, Pakistan, Philippines, Poland, Thailand, Turkey, Ukraine, Vietnam," tulis laman who.int.

Persoalannya hanyalah sasaran yang diambil oleh pihak KPAI-Lentera Anak. Pasalnya, mereka terkesan menganggap sama saja antara PB Djarum, Djarum Foundation, dan PT Djarum. Inilah yang belakangan memunculkan polemik.

Belum lagi beredar surat yang lengkap dengan stempel KPAI berikut tanda tangan a.n Dr. Susanto, MA sebagai Ketua KPAI.

Tak pelak hal itu kian memantik protes dari publik dan meramaikan media sosial. Sebab, surat itu sendiri berisikan kalimat yang di-bold bahwa KPAI meminta Pimpinan Djarum Foundation untuk menghentikan kegiatan Audisi Badminton Djarum Foundation. 

Lagi-lagi, dalih yang digunakan oleh pihak KPAI dalam surat tersebut adalah melindungi anak dari segala eksploitasi industri rokok. 

Jadi, jika akhirnya Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosiman, menegaskan Sabtu lalu, bahwa pihaknya menghentikan audisi tersebut per 2020, tampaknya punya korelasi dengan surat itu sendiri.

Inilah yang menuai kecaman publik terhadap KPAI. 

Pasalnya, publik cenderung melihat bahwa PT Djarum dan Djarum Foundation adalah dua institusi yang berbeda, terlepas berasal dari rahim yang sama. Jika disederhanakan, kalau masalahnya adalah rokok, semestinya KPAI langsung saja bertarung dengan perusahaan rokok itu sendiri. Toh, yang bekerja di perusahaan rokok tersebut adalah para buruh yang sudah dewasa, bukan anak-anak. 

Sementara saat mereka menyerang Djarum Foundation, justru mereka menyerang impian ribuan atau bahkan jutaan anak-anak. Sebab mereka punya mimpi untuk dapat meraih tempat sebagai bintang dunia, seperti nama-nama sekelas Lilyana Natsir sampai dengan Kevin Sanjaja Sukamuljo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun