Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Jangan Cari Orang Penting di Panggung Debat

22 Februari 2019   20:12 Diperbarui: 23 Februari 2019   10:47 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Latar belakang keduanya akhirnya memang terlihat di panggung pementasan yang menunjukkan bagaimana mereka berdebat, bersitegang, hingga akhirnya berpelukan yang seolah menjadi pesan: kita tetap sama-sama orang Indonesia terlepas siapa yang kelak jadi pemenang.

Di panggung debat itu, Prabowo tidak menunjukkan sikap selayaknya orang yang kalah debat meskipun berkali-kali tertampar dengan data ditampilkan lawan bicaranya. Begitu juga Jokowi tidak menunjukkan wajah semringah berlebihan, meskipun banyak orang menilai ia adalah pemenang di panggung debat itu, dan jadi pemenang di banyak hati penonton pementasan tersebut.

Sekali lagi, panggung debat itu memang hanyalah pementasan, yang menunjukkan siapa paling mampu mewakili para penonton mereka. Siapa yang betul-betul memahami apa yang diinginkan oleh penonton mereka. 

Kalaupun saya pribadi tetap cenderung ke satu figur, lagi-lagi karena memang tidak lepas dari kemiripan dengan saya sebagai rakyat biasa, terlahir dari rakyat biasa, dan menjalani keseharian sebagai orang biasa. 

Sebagai orang biasa, tentu saja saya condong kepada orang yang paling mirip dengan orang-orang biasa. Bukan sekadar mirip, tapi melihat juga siapa yang sebetulnya bisa menunjukkan peta yang cukup jelas untuk membawa ke arah yang cukup jelas. Ya, peta ke masa depan negeri ini, dan masa depan ratusan juta orang di negeri ini.

Kekurangan Jokowi, ia tidak bisa berbicara sefasih Prabowo. Kekurangan Prabowo, ia tidak bisa berbicara sejernih Jokowi. Setidaknya, inilah yang dapat saya saksikan dari keduanya.

Mereka di sana berbicara tentang perkembangan negerinya. Mereka mengobrolkan tentang masalah ekonomi, kelautan, pertanian, hingga perkembangan kekinian. Namun siapa yang akhirnya paling mampu berbicara jernih tentang semua itu? 

Sebab pementasan yang menampilkan debat kedua orang itu akhirnya memang bukan sekadar memuaskan harapan para pendukung masing-masing. Namun siapa yang akhirnya bisa menjawab dengan jelas apa yang sedang dibutuhkan negeri ini sampai peta yang bagaimana yang bisa mereka siapkan untuk memberikan jawaban itu. Itu penting dijadikan pertanyaan, dan penting dijawab oleh siapa saja kita yang menjadi calon pemilih.

Bicara rakyat jelata, rakyat biasa, saya termasuk tidak percaya bahwa orang-orang yang asing dengan mereka akan memahami apa saja masalah mereka. Sederhana, jika membicarakan sesuatu, siapa yang paling layak dipercaya adalah mereka yang paling akrab dengan sesuatu itu.

Pakar di bidang ekonomi, memang pantas didengarkan, dan pantas dipercaya karena latar belakang mereka menjadi bukti seakrab apa mereka dengan urusan ekonomi. Pakar dalam urusan permak pakaian saja, hanya pantas dipercaya karena melihat siapa yang sehari-hari betul-betul akrab dengan urusan mempermak pakaian tersebut. Jika ada yang tak pernah menunjukkan kemampuan permak pakaian, tidak pernah bersentuhan dengan mesin jahit, terasa sangat tidak masuk akal jika dipercayakan untuk mempermak satu celana atau baju.

Sedangkan di sini kita berbicara negara. Sedangkan dalam negara ada rakyat yang sejatinya memiliki posisi paling penting. Kalaupun banyak pejabat disebut sebagai "orang penting" namun di sini yang betul-betul penting bukan siapa yang menjabat, tapi rakyat itu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun