Di buku itu dibeberkan daftar orang dekat SBY tersandung korupsi. Dimulai dengan Andi Alfian Mallarangeng: tersangka kasus korupsi proyek pembangunan Pusat Pelatihan dan Pendidikan Sekolah Olahraga Hambalang. Anas Urbaningrum: tersangka kasus gratifikasi proyek pembangunan Pusat Pelatihan dan Pendidikan Sekolah Olahraga Hambalang. Angelina Sondakh: tersangka suap proyek pembangunan Wisma Atlet. Mohammad Nazaruddin: tersangka skandal suap proyek Wisma Atlet.
Masih ada lagi Siti Hartati Murdaya: kasus suap Bupati Buol. Rudi Rubiandini: tersangka kasus SKK Migas. Jero Wacik: Ia termasuk yang harus bertanggung jawab terkait skandal SKK Migas dengan tersangka Rudi Rubiandini. Boediono: dalam surat dakwaan tersangka Budi Mulya, nama Boediono sebagai mantan Gubernur BI disebut sebanyak 67 kali.
Tercatat juga di buku itu sosok Edhie Baskoro Yudhoyono yang tak lain adalah putra SBY sendiri. Apalagi, Yulianis dan Deddy Kusdinar menyebut Ibas menerima pemberian $US.200 ribu.Â
Ada lagi Sylvia Soleha alias Bu Pur alias Bunda Puteri: istri pensiunan perwira menengah Polri, Purnomo D Rahardjo yang sehari-hari 'ngantor' di Cikeas ini tiba-tiba namanya kondang paska terbongkarnya skandal proyek P3SON Hambalang.Â
Ditambah lagi yang fenomenal, yakni mendiang Sutan Bhatoegana yang disebutkan dalam surat dakwaan Rudi Rubiandini, menerima THR $US.200 ribu. Tri Yulianto: dalam surat dakwaan Rudi Rubiandini disebut menerima THR $US.200 ribu.
Ringkasnya, keberadaan orang-orang yang berpengalaman panjang dalam politik dan kekuasaan pun tak bisa menjadi jaminan bahwa keberadaannya akan begitu saja membawa dampak baik. Lha, negeri ini hampir bangkrut dengan korupsi bertubi-tubi dilakukan orang-orang terdekat SBY.Â
Dari situ cukup terlihat bahwa SBY sendiri adalah figur tidak berdaya dalam menghadapi kebohongan yang berujung korupsi, hingga orang-orang kepercayaannya pun menjadi aktor-aktor korupsi yang sangat merugikan negara.Â
Maka itu, keberadaannya di kubu Prabowo yang belakangan pun menunjukkan kegandrungan membenarkan kebohongan, menjadi persoalan serius. Bayangkan saja, apa yang terjadi jika sesama pembohong bekerja sama, apakah tidak akan membuat kebohongan kelak dilakukan semakin sempurna?Â
Nah, jika kebohongan dilakukan dengan sempurna, maka ketakutan ditebarkan Prabowo bahwa negara akan hancur pada 2030 akan terbukti benar. Akan benar-benar terjadi, jika figur-figur yang terbukti gandrung terhadap kebohongan bekerja sama.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H