Mega pernah jadi oposisi. PDI/PDIP pernah berperan sebagai oposisi. Mereka pernah dikucilkan hingga puluhan tahun. Tidak ada ratapan. Tidak ada kalimat berbau drama atau cerita-cerita yang dibuat mengharu-biru.
Ia perempuan. Partainya ditegakkan di bawah kepemimpinan seorang perempuan. Namun saat berperan sebagai oposisi ia mampu menegaskan, bahwa perempuan bisa lebih kuat dibandingkan laki-laki.
Kenapa saya mengatakan begini, lha hari ini oposisi terlalu berbau laki-laki, tapi sebentar-sebentar menjerit. Mereka sebentar-sebentar meronta. Bahkan mereka terkesan memaksa agar jeritan mereka yang ingin kembali berkuasa menjadi jeritan rakyat satu negara.
Maka kenapa, saat saya merenung-renung antara oposisi era PDIP dengan oposisi hari ini, kok saya terpikir lebih baik politikus oposan hari ini ganti profesi saja: jadi pemain sinetron, dan memilih sinetron penuh air mata, supaya drama mereka semakin sempurna. Bagaimana?
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H