Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Belajar Jadi Oposisi kepada Megawati

7 Januari 2019   18:07 Diperbarui: 7 Januari 2019   18:26 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam ketenangannya sebagai perempuan, Megawati sudah menunjukkan bukti kekuatannya lewat PDIP - Foto: Tirto

Mega pernah jadi oposisi. PDI/PDIP pernah berperan sebagai oposisi. Mereka pernah dikucilkan hingga puluhan tahun. Tidak ada ratapan. Tidak ada kalimat berbau drama atau cerita-cerita yang dibuat mengharu-biru.

Ia perempuan. Partainya ditegakkan di bawah kepemimpinan seorang perempuan. Namun saat berperan sebagai oposisi ia mampu menegaskan, bahwa perempuan bisa lebih kuat dibandingkan laki-laki.

Kenapa saya mengatakan begini, lha hari ini oposisi terlalu berbau laki-laki, tapi sebentar-sebentar menjerit. Mereka sebentar-sebentar meronta. Bahkan mereka terkesan memaksa agar jeritan mereka yang ingin kembali berkuasa menjadi jeritan rakyat satu negara.

Maka kenapa, saat saya merenung-renung antara oposisi era PDIP dengan oposisi hari ini, kok saya terpikir lebih baik politikus oposan hari ini ganti profesi saja: jadi pemain sinetron, dan memilih sinetron penuh air mata, supaya drama mereka semakin sempurna. Bagaimana?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun