Hasilnya pun diakuinya langsung terlihat di Indonesia. "Manfaatnya pun langsung terasa. Stok ikan lestari (Maximum Sustainable Yield/MSY) Indonesia yang pada 2013 lalu hanya 7,31 juta ton per tahun meningkat menjadi 12,54 juta ton per tahun 2017 ini," kata Susi saat menjelaskan dampak dari kebijakan tegas dalam melawan illegal fishing.
Menurutnya, pembiaran praktik penangkapan liar itu mengakibatkan ketidakstabilan pada kondisi ekonomi. "Hasil laut yang seharusnya dapat dimanfaatkan bersama dikeruk oleh kapal-kapal besar, sedangkan nelayan-nelayan kecil lainnya tidak bisa mendapatkan ikan karena sudah habis," Menteri Susi menegaskan.
Jumlah RTP yang semula sekitar 1,6 juta, 2013 lalu hanya tersisa sekitar 800 ribu. Dampaknya, banyak anak-anak mengalami stunting alias tidak berkembang sesuai dengan usianya.
Maka itu, melihat tren tersebut sehingga pemerintah Indonesia membuat aturan yang ketat. Indonesia melarang penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.
Tidak itu saja, Kementerian KKP sendiri mengeluarkan ketentuan berupa penetapan zonasi masing-masing kapal penangkap ikan, sesuai dengan jenis kapal, ukuran kapal, alat tangkap yang digunakan, dan jenis ikan tangkapan.Â
Bahkan ada salah satu kebijakan terbilang sangat tegas diambil pemerintah adalah menutup sepenuhnya perikanan tangkap bagi kapal-kapal asing.
"Kalau selama ini saya terkenal dengan kata 'tenggelamkan', tenggelamkan itu bukan ide saya saja. Itu sudah diamanatkan dalam Undang-undang untuk menimbulkan efek jera bagi para pelaku illegal fishing. Ini adalah upaya menjaga kedaulatan laut kita untuk dikelola secara baik bagi kemaslahatan bangsa," kata Menteri KKP, Susi.
Selama ini, Kementerian KKP di bawah kepemimpinan Susi juga terbilang gigih dalam memperjuangkan ide untuk mengakui hak laut (ocean rights) sehingga bisa membuahkan hasil berupa healthy ocean alias laut yang sehat.
Mencermati ide-ide Menteri KKP tersebut, ia melihat bahwa selama ini laut dan isinya hanyalah dianggap objek yang tak memiliki hak. Itulah yang dipandang olehnya sebagai penyebab sehingga banyak terjadi eksploitasi sumber daya laut secara berlebihan hanya untuk kepentingan jangka pendek.
Dalam memperjuangan gagasan itu juga, tercatat Indonesia selama ini aktif dalam aksi global perlindungan laut. Selain di Our Ocean Conference, juga aktif di UN Ocean Conference hingga ke berbagai High Level Panel kelautan lainnya.Â