Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dari Laut Indonesia ke Pesan untuk Dunia

29 Oktober 2018   17:24 Diperbarui: 29 Oktober 2018   17:32 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susi tampil dengan pakaian bermotif ikan - Gbr: Kompas.com

Itu juga teraba dari komentar-komentarnya saat meladeni pers di Bali. Ia menyebutkan persoalan yang berhubungan dengan illegal, unreported, and unregulated fishing. Ia mampu memberi contoh dengan menunjuk pada kebijakan yang telah diciptakan di Indonesia sendiri.

Apalagi juga ada bukti lain yang bisa menguatkan hal itu. Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, kebijakan pemberantasan illegal fishing yang diterapkan sejak 2014 mendongkrak pertumbuhan PDB yang terus mengalami kenaikan karena fokus pemerintah untuk mendukung nelayan lokal. 

Tercatat, pada 2014, Kementerian KKP mencatat PDB perikanan sebesar Rp245,48 triliun, Rp288,90 triliun di 2015, Rp317,09 triliun di 2016, dan Rp349 triliun di 2017

Hal lain yang juga terlihat gigih diperjuangkan olehnya adalah isu seputar sampah plastik yang notabene punya daya rusak tidak ringan terkait dengan ekosistem di lautan.  Bahkan dilaporkan berbagai media, Menteri Susi dan Menlu Retno Marsudi, lebih dulu terjun untuk memimpin aksi membersihkan pantai di Pantai Kuta, Bali.

Satu sisi langkah itu terkesan seremonial. Namun di sisi lain, langkah awal itu juga menjadi penegas, bahwa Indonesia mengampanyekan untuk menjaga lautan tidak sekadar dengan kata-kata, melainkan juga dengan gebrakan nyata yang mengalir dari kebijakan hingga tindakan.

Acara OOC 2018 dapat diyakini akan membawa pesan serius kepada dunia, lantaran memang persoalan yang berhubungan dengan kelautan masih menjadi masalah yang hampir tidak henti diangkat karena memang selalu ada masalah baru yang muncul.

Keberadaan masalah-masalah itu juga dapat disimak dari laporan berbagai media hingga campaign yang dilakukan berbagai non-government organization kelas dunia. Maka itu, kali ini Indonesia dapat menjadi "otak" dalam membenahi berbagai masalah paling menonjol. Dan, itu juga yang terlihat ingin dituntaskan dalam pertemuan lintas-negara tersebut.

Paling tidak, terdapat enam isu kelautan yang dipastikan akan dibahas di OOC 2018. Sebut saja, persoalan komitmen banyak negara dalam menjaga lautan, penurunan jumlah sampah plastik, polusi laut, keamanan maritim, perubahan iklim, kemudian perikanan yang berkelanjutan.

Apalagi yang akan tampil di acara ini pun adalah para pemikir hingga pengambil kebijakan yang berasal dari berbagai negara maritim. Tercatat akan ada 50 pembicara yang akan tampil dalam kegiatan tersebut. 

Di sana, Indonesia menjadi tuan rumah, menjadi pionir untuk pengentasan masalah dunia. Sebagai bangsa, kita pantas berbangga, bukan?***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun