Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

OOC 2018, Diplomasi dari Samudra Ibu Pertiwi

28 Oktober 2018   21:18 Diperbarui: 28 Oktober 2018   22:07 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Our Ocean Conference, pintu diplomasi Indonesia di panggung dunia lewat isu kemaritiman - Gbr: KKP

Menurut berbagai sumber disebutkan bahwa di acara tersebut, Indonesia sendiri akan tampil sebagai penggagas untuk mereview kembali apa saja mekanisme untuk dapat melakukan pelacakan terkait isu-isu kelautan.

Tak hanya itu, juga ada persoalan kejahatan di laut yang kerap menjadi persoalan serius di banyak negara. Di samping, juga ada isu kawasan konversi laut lantaran publik dunia pun tak bisa menampik bahwa luasan kawasan konservasi laut di dunia terbilang lebih kecil di laut dibandingkan di darat.

Terutama ide-ide seputar konservasi laut menjadi perhatian serius lantaran ini juga berkaitan langsung dengan penyelamatan biota laut dan ekosistem laut. Ada iktikad untuk memperluas kawasan konservasi untuk misi penyelamatan biota laut dan ekosistem tersebut.

Mengulik lebih jauh, juga terlihat ada gelagat bahwa konferensi ini pun akan membedah juga bagaimana dapat mengembangkan blue economy--istilah yang mungkin saja masih asing bagi kita. Namun isu ini juga urgen lantaran berkaitan lagi dengan bagaimana agar lautan pun bisa menjadi salah satu sumber untuk memperluas lapangan pekerjaan baru.

                                                                                                                                                                       ***

Ya laut bukan lagi sekadar cerita tentang keindahan. Namun bagaimana keindahan laut itu juga tetap terjaga. Di sisi lain, bagaimana agar laut pun bisa menjadi napas untuk kehidupan sebuah bangsa seperti Indonesia, yang memiliki laut yang terkenal kaya.

Terlihat inilah arah yang sedang diusung oleh pemerintah, yang patut diapresiasi selain juga untuk didukung agar laut dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk menghadirkan wajah semringah satu bangsa. Di samping, tentu saja untuk memastikan bahwa lautan di mana kaki kita kerap menapak di lembut pasirnya, tetap terjaga.

Di sana, Indonesia bisa lebih banyak berbicara.Sebab ada banyak catatan yang dapat dipastikan turut dibaca oleh dunia, bagaimana para penjaga negeri ini menjaga lautnya.

Itu juga terbaca, misalnya, dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, memperlihatkan bagaimana karena kemampuan negeri ini mengelola kekayaan lautnya, para nelayan pun lebih leluasa mencari penghidupan dari hijau laut di negeri mereka. Sebut saja per Januari-Juni 2018, Indonesia telah mengekspor 510 on lebih hasil perikanan.

Tidak itu saja, jika di pemerintahan sebelumnya para nelayan hanya mampu mendapat 5,7 juta ton, dalam empat tahun terakhir sejak pemerintahan Joko Widodo memperlihatkan pertumbuhan serius. Per 2017, hasil tangkapan nelayan telah mencapai 6,4 juta ton. Belum lagi yang berasal dari perairan umum daratan, jika pada 2013 hanya mencapai 408,3 ton, pada 2017 mencapai 467,8 ton.

Setidaknya, sejauh mana laut terkelola dengan baik, sudah memperlihatkan sinyal lebih baik dari bagaimana para nelayan bisa mendapatkan hasil lebih baik. Terlebih kehidupan nelayan juga menjadi sebuah cerminan dari bagaimana pemerintah yang mereka percaya mengelola negerinya, mampu mengelola sumber mata pencaharian mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun