Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ribut-ribut Politik dan Figur Publik Tak Lagi Mendidik

16 Oktober 2018   09:49 Diperbarui: 16 Oktober 2018   12:24 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gbr: universum-ks.org

Kenapa figur-figur publik itu perlu dikritisi dengan keras, karena memang tak sedikit dari mereka yang merasa sebagai figur publik berpikir tak perlu menggubris pesan-pesan dari kita yang terbilang rakyat jelata. 

Entah figur publik di pemerintahan, oposisi, atau bahkan selebritas, sepanjang mereka hanya merangsang publik untuk bertindak tidak baik, memang perlu dikritik keras. 

Sebab ajakan-ajakan buruk dari seorang figur publik, acap diyakini sebagian orang sebagai ajakan baik hanya karena alasan sekubu, sama secara garis politik, atau bahkan cuma karena merasa seagama. Di sini sering memicu masalah, karena hanya karena kesamaan identitas, lalu semua menjadi benar. 

Perlawanan terhadap figur publik yang memanfaatkan kelemahan publik dalam memahami literasi ini menjadi hal krusial. Entah itu sekubu atau bukan, sepanjang figur-figur publik ini hanya memantik sentimen negatif, perlu ditentang keras. 

Sebab keburukan yang dilakukan orang yang terkenal buruk akan lebih mudah ditangkal, berbeda dengan orang yang sejatinya buruk namun hanya menyamar menjadi orang baik, di sini acap menjadi soal.

Maka itu, jika ada pesan baik yang ingin saya tegaskan di tulisan kecil ini adalah yuk lihat ulang, siapakah figur publik yang akrab dengan kita, dan apakah ia lebih mendorong Anda untuk lebih baik atau hanya menipu Anda agar mau menipu diri: melihat kebiasaan buruk mereka sebagai sesuatu yang benar hanya karena meyakini ia beridentitas sama dengan Anda.

Kasihan waktu Anda jika terbuang hanya untuk mengakrabi pikiran-pikiran buruk, cerita-cerita buruk, saat Anda justru sedang mengejar hasil baik. Tidak ada kebiasaan buruk yang bisa melahirkan nasib baik. Ini sekaligus menjadi pesan pula untuk diri Anda sendiri.*** 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun