Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Wardah Fajri dan Ide Menebar Spirit Internet Positif

26 Oktober 2017   08:08 Diperbarui: 26 Oktober 2017   10:09 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wardah Fajri bukan nama asing bagi kalangan blogger di Indonesia, terutama di Jakarta dan sekitarnya. Ia gemar berkomunitas dan bahkan menjadi pendiri komunitas Blogger Crony Community (BCC). Baginya komunitas adalah cara untuk berbagi, agar pikiran baik tak hanya berhenti pada diri sendiri.

Wawa--sapaannya--menyadari jika internet memiliki kekuatan untuk mengubah, termasuk mengubah pola pikir. "Internet telah mengubah segalanya," kata Bill Gates. Kutipan itu juga dikutip dalam buku Guerrilla Publicity: Hundreds of Sure -Fire Tactics to Get Maximum Sales for  Minimum Dollars, yang ditulis Jay Conrad Levinson, dkk. Ini juga yang tampaknya sangat disadari sang ibu muda tersebut.

Bagi Anda yang pernah membaca buku Guerrilla Publicity, maka ide-ide di sana akan  dengan mudah Anda lihat, tercermin dari cara Wawa dalam membangun komunitasnya. Ia tak hanya membangun komunitas, namun gigih menebar energi positif dalam berinternet lewat komunitas tersebut.

Ia terbilang cukup berhasil membangun jaringannya hingga lahir komunitas ini. Meskipun ia adalah sosok yang sangat tegas, namun ia mampu menunjukkan sisi hangatnya sebagai cermin skill interpersonal-nya yang kuat.

Tak hanya sekadar bahwa kemampuannya mampu mendatangkan keuntungan finansial bagi komunitasnya, tapi di sana ia juga menebar pikiran-pikiran positif dalam berinternet.

#DoGood sampai #PositiveTude (Positive Attitude) dia sebarkan melalui komunitasnya, termasuk via WAG (WhatsApp Group). Sebab menurutnya, di era internet, hashtag alias tanda pagar tak hanya dapat digunakan oleh perusahaan berkepentingan untuk komersial tapi juga dapat dimanfaatkan untuk menularkan pikiran positif.

Ia berprinsip dalam berinteraksi di internet tak selalu harus menjelaskan sesuatu panjang lebar. Memainkan tagar-tagar singkat, terkadang cukup menjadi rambu pengingat bagi para netizen.

"Itulah tujuan saya mendirikan komunitas yang berangkat dari filosofi blogging, networking, empowering," kata Wawa. "Sehingga komunitas ini selain mampu membiayai diri sendiri, juga dapat menjadi saluran menebarkan ide-ide positif--dalam berinternet."

Siapa nyana jika ide-ide diusungnya telah membuat berbagai pihak menggandengnya dan komunitasnya terlibat dalam banyak kampanye positif. Tak terkecuali hingga tingkat kementerian pun acap menggaet komunitasnya. 

Pasangan hidupnya, Satto Raji pun menjadi pendukung aktivitasnya. Terlepas ia memiliki pekerjaan sebagai pendidik, namun kerap meluangkan waktu sebagai penyumbang ide hingga terlibat aktif turut menggerakkan komunitas BCC. 

Tak terkecuali teman-teman dekatnya seperti Yayat yang merupakan Kompasianer of the Year 2016 turut berada di barisan penyokong mobilitas BCC. Selain juga ada beberapa nama lain seperti Zata Ligouw, Fawwaz Ibrahim, Suci Risalah, kerap mengotaki berbagai kampanye BCC. Bukan rahasia jika kebersamaan positif yang dibangun komunitas tersebut mengantarkan mereka dapat menjaring anggota komunitas dari berbagai daerah.

Mereka tak terlihat ambisius. Terkesan seperti mengalir saja. Namun bisa sangat serius ketika menggulirkan kampanye tertentu. Tampaknya inilah yang membuat anggota komunitas pun dapat menyatu dan saling merekatkan diri karena satu sama lain tidak saling membangun jarak. 

Nilai-nilai berinternet secara sehat, menurut Wawa memang dapat dialirkan lewat komunitas agar merembes hingga ke luar komunitas. "Di WAG saja yang menjadi tempat kami saling berkoordinasi, kami bersepakat tak membicarakan keburukan orang atau komunitas lain," Wawa menambahkan.

Bagi Wawa, mencari kebaikan dan menemukan kebaikan yang ada pada orang lain lebih dapat mendorongnya dan komunitasnya untuk lebih akrab dengan tradisi positif dalam berinternet. Menurutnya, internet adalah simbol kemajuan peradaban, sudah semestinya dimanfaatkan untuk kemajuan sikap, mental, pikiran, hingga budaya bersikap sehari-hari.

Jika masih ada netizen yang terkadang bersikap berbeda antara di dunia nyata dengan sikap dalam berinternet, baginya sikap baik harus tetap mengalir di mana saja. Bagaimana dengan kita?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun