Twitter tampaknya menjadi mulut cadangan baginya. Jika mulut pertama sedang kecapaian maka mulut kedualah yang bekerja.
Di sana dia menulis, apa artinya KPK jika dengan kehadiran mereka justru kini makin banyak koruptor tertangkap tangan.
Itu sungguh-sungguh bikin saya penasaran. Apakah dia tipe pria berkutu, sehingga gangguan di kulit kepala berpengaruh pada isi kepalanya? Entahlah.
Tapi, cibirannya kepada KPK itu sungguh-sungguh bikin saya ingin bicara kepadanya. "Bro, kau berhenti saja dari jabatanmu sekarang. Keberadaanmu di sana itu alih-alih berkontribusi besar, justru menumbuhkan budaya terburuk dari yang pernah ada; berlomba-lomba siapa bermulut besar."
Sudah. Kau memang sudah menang berdasarkan ukuran mulutmu itu. Jangan kautambah menjadi lebih besar. Negeri ini sedang butuh orang yang punya pikiran besar dengan karya besar. Salah satunya, memberangus koruptor yang sedang kaubela dengan mulutmu itu."*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H