Dua hari perjalanan menunggangi sepeda motor Apache RTR 200 4V pada 23-24 Agustus lalu, masih menyisakan sangat banyak catatan. Selain perjalanan itu sendiri, tapi juga kesempatan mengobok-obok seisi pabrik TVS yang berada di Karawang. Selain, tentu saja, destinasi-destinasi yang sempat kami datangi sepanjang perjalanan bertajuk TVS Joy Ride tersebut.
Salah satu kesan terkuat, saat saya duduk di lobi kantor eksekutif di area pabrik tersebut. Di sana terdapat foto T.V Sundaram Iyengar, yang tak lain adalah otak di balik berdirinya perusahaan tersebut pada 1978. Dari namanya inilah terabadikan nama TVS yang mendunia.
Di sisi foto T.V Sundaram, juga terdapat foto--jika tak salah ingat namanya--adalah Venu Srinivasan yang menurut salah satu awak TVS di lokasi, adalah keturunan langsung dari pendiri perusahaan itu.
Ya, sejarah di balik berdirinya perusahaan itu juga membetot perhatian saya. Terlebih, merekalah yang yang perlahan namun pasti kian memperlihatkan keberanian untuk menghadapi hegemoni pabrikan asal Jepang, yang konon lebih menguasai pasar motor dunia terutama di Asia.
Keberanian itu dapat dipastikan bukanlah keberanian kosong belaka. Tapi mereka melandaskan keberanian itu lewat kualitas. Tak heran jika pada 2002, mereka sempat diganjar Deming Application Prize, sebuah award yang justru berasal dari Jepang--meski digagas oleh Edwards Deming dari Amerika Serikat  yang ahli di bidang Quality Control, dan diberikan sebagai pengakuan atas kualitas. Terutama,  tentu saja dalam kemampuan mereka menerapkan Total Quality Management.
Itulah yang tampaknya terus dipertahankan TVS hingga kini, dan menjadi salah satu bekal mereka bertarung di pasar sepeda motor dan menembus lintasnegara.
Bahkan, saat berada di pabrik itu, kami dapat melihat langsung ke beberapa ruang yang disediakan khusus untuk menguji berbagai pernak-pernik dari motor-motor yang akan mereka luncurkan ke pasar. Dari ruang pengetesan kecepatan, penguji kekuatan mesin, hingga pengukuran berbagai hal penting semisal kekuatan ban dan lain-lain.
Ringkasnya, mereka mampu memperlihatkan wajah berbeda dengan kompetitor lainnya di Asia, semisal Cina, yang getol merebut pasar namun memiliki citra yang buruk dari sisi kualitas.
Tak berlebihan jika diramalkan ke depan, sepanjang TVS mampu mempertahankan inovasi dan kualitas, mereka akan kian mampu adu taji dengan pabrikan asal Jepang yang mau tak mau harus diakui lebih mampu merebut pasar hari ini.