Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengintip Senjata Perang TVS di Pasar Motor Dunia

2 September 2016   23:08 Diperbarui: 2 September 2016   23:11 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari perjalanan menunggangi sepeda motor Apache RTR 200 4V pada 23-24 Agustus lalu, masih menyisakan sangat banyak catatan. Selain perjalanan itu sendiri, tapi juga kesempatan mengobok-obok seisi pabrik TVS yang berada di Karawang. Selain, tentu saja, destinasi-destinasi yang sempat kami datangi sepanjang perjalanan bertajuk TVS Joy Ride tersebut.

Salah satu kesan terkuat, saat saya duduk di lobi kantor eksekutif di area pabrik tersebut. Di sana terdapat foto T.V Sundaram Iyengar, yang tak lain adalah otak di balik berdirinya perusahaan tersebut pada 1978. Dari namanya inilah terabadikan nama TVS yang mendunia.

Di sisi foto T.V Sundaram, juga terdapat foto--jika tak salah ingat namanya--adalah Venu Srinivasan yang menurut salah satu awak TVS di lokasi, adalah keturunan langsung dari pendiri perusahaan itu.

Ya, sejarah di balik berdirinya perusahaan itu juga membetot perhatian saya. Terlebih, merekalah yang yang perlahan namun pasti kian memperlihatkan keberanian untuk menghadapi hegemoni pabrikan asal Jepang, yang konon lebih menguasai pasar motor dunia terutama di Asia.

Keberanian itu dapat dipastikan bukanlah keberanian kosong belaka. Tapi mereka melandaskan keberanian itu lewat kualitas. Tak heran jika pada 2002, mereka sempat diganjar Deming Application Prize, sebuah award yang justru berasal dari Jepang--meski digagas oleh Edwards Deming dari Amerika Serikat  yang ahli di bidang Quality Control, dan diberikan sebagai pengakuan atas kualitas. Terutama,  tentu saja dalam kemampuan mereka menerapkan Total Quality Management.

Itulah yang tampaknya terus dipertahankan TVS hingga kini, dan menjadi salah satu bekal mereka bertarung di pasar sepeda motor dan menembus lintasnegara.

Pendiri TVS (Gbr: Zulfikar Akbar)
Pendiri TVS (Gbr: Zulfikar Akbar)
Salah satu bukti yang saya rasakan langsung, saat saya menjajal beberapa motor dari kategori bebek hingga motor sekelas Apache RTR 200 4V. Terlepas masih ada beberapa kondisi motor tersebut yang masih pantas "dikuliti", seperti soal gear hingga kopling dan bentuk, tapi secara kualitas keseluruhan masih layak untuk dikatakan jempolan.

Bahkan, saat berada di pabrik itu, kami dapat melihat langsung ke beberapa ruang yang disediakan khusus untuk menguji berbagai pernak-pernik dari motor-motor yang akan mereka luncurkan ke pasar. Dari ruang pengetesan kecepatan, penguji kekuatan mesin, hingga pengukuran berbagai hal penting semisal kekuatan ban dan lain-lain.

Ringkasnya, mereka mampu memperlihatkan wajah berbeda dengan kompetitor lainnya di Asia, semisal Cina, yang getol merebut pasar namun memiliki citra yang buruk dari sisi kualitas.

Tak berlebihan jika diramalkan ke depan, sepanjang TVS mampu mempertahankan inovasi dan kualitas, mereka akan kian mampu adu taji dengan pabrikan asal Jepang yang mau tak mau harus diakui lebih mampu merebut pasar hari ini.

Mejeng sejenak biar mirip orang India sedikit (Gbr: Zulfikar Akbar)
Mejeng sejenak biar mirip orang India sedikit (Gbr: Zulfikar Akbar)
Toh, lagi-lagi, penghargaan demi penghargaan yang telah mereka sabet sejauh ini cukup menjadi bukti jika mereka memang memiliki bekal bertarung di pasar sepeda motor. Selain di India sendiri mereka pernah mendapatkan National Awarddari Kementerian Sains dan Teknologi, juga pernah mendapatkan Outstanding Design Excellence Award dari majalah BusinessWorld dan Institut Desain di Ahmedabad.

Pengakuan dari luar India pun, didapatkan dari Business Today berbentuk award Best Managed Company, selain Most Investor Friendly Company, yang juga menjadi bekal penting lainnya untuk mereka bertarung di pasar dunia.

Jepang, meski di negara itu terdapat seabrek pabrikan yang juga terus memburu tempat di pasar dunia, berulang kali memberikan pengakuan atas TVS yang berasal dari India. Selain penghargaan Deming, mereka juga pernah mendapatkan Total Productivity Maintenance (TPM) Excellence Award dari Japan Institute of Plant Maintenance, pada 2008.

Tapi lagi-lagi, mengutip seorang sahabat yang juga mania motor asal Semarang, Baskoro Endrawan, yang juga turut dalam rombongan TVS Joy Ride bulan lalu: perusahaan itu memang butuh lebih jeli mengamati selera pemotor. Salah satunya, dari bagaimana seorang pemotor kerap mempreteli motor apa pun, mengikuti selera pribadi bisa menjadi salah satu acuan. Pengamatan atas selera pemotor di Indonesia pantas untuk didalami. Sebab fakta yang tak dapat ditampik, Indonesia bukanlah India, dan dalam urusan selera terbuka lebar kemungkinan berbeda.* Twitter: @zoelfick/Facebook: zoelf.achbar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun