Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Sensasi Menunggangi Kuda Besi Apache RTR 200

27 Agustus 2016   01:21 Diperbarui: 27 Agustus 2016   02:33 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apache yang menemani sepanjang Jakarta-Karawang-Purwakarta (Photo: Zulfikar Akbar)

Persoalannya hanya pada rem, yang paling terasakan. Butuh upaya menekan rem agak lebih dalam untuk mencapai pengereman sempurna. Tapi hal ini saya kira masih bisa disiasati lagi. Walaupun efek dari persoalan ini, sempat tiga kali saya harus menggerutu di jalan.

Ya, pertama saat bersua ibu-ibu yang mengendarai matic! Dengan kecepatan santai, berkendara sambil bicara, ibu tersebut terlihat gamang entah mau mau ke kiri atau ke kanan.  Ah,  bu, hampir saja kita sama-sama tak ke kiri atau ke kanan,  tapi langsung ke Tuhan. 

Kedua, saat bertemu dua-tiga pengendara yang lagi-lagi terlalu santai, tapi mereka mengambil badan jalan nyaris tak ada celah untuk menerobos. Tentu, dalam kondisi ini, klakson keras yang dimiliki Apache RTR 200 ini sangat membantu mengingatkan orang-orang: "Awas,  Mas.  Di jalanan banyak malaikat,  terutama yang bertugas di bidang pemindahan nyawa dari dunia ke akhirat!"

Sedangkan yang terakhir, ibu-ibu yang tiba-tiba saja keluar dari balik satu truk yang sedang parkir dan ia ingin melawan arah. "Jangan ulangi ini,  Bu.  Kasihan jika suami Anda jadi duda, dan untuk nikah lagi butuh lebih banyak biaya."

Dan,  di semua kondisi itulah, sejauh mana kekuatan pengereman Apache RTR 200 sangat terasa. Butuh inisiatif menginjak lebih ke dalam, memang, tapi masih sangat lumayan membantu mencegah nyawa orang dan nyawa sendiri berangkat lebih cepat ke tujuan daripada kecepatan motor tercepat sekalipun. 

Lagi, dalam keadaan harus mengerem mendadak itu, kestabilan motor ini masih dapat terasa. Tak sampai membuat body motor menjadi labil atau bertukar arah karena harus mengerem saat baru saja menarik gas tinggi. Hanya saja, masih terasakan pergerakan di bagian belakang, meski sedikit, namun agak mengganggu kenyamanan.

***

Ini hanya review sekilas, dan masih ada beberapa catatan seputar TVS Joy Ride, terutama Apache RTR 200, yang dengan plus minus dimilikinya masih sangat mampu membuat Anda jatuh cinta! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun