Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memacu Adrenalin di Kontes The Remix

7 Agustus 2016   20:39 Diperbarui: 7 Agustus 2016   21:38 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hentakan musik yang diikuti koreografi menarik, dengan penataan panggung sangat artistik, membuat acara kontes musik bertajuk The Remix yang diadakan NET TV, Sabtu (6/8) terasa berlangsung terlalu singkat.

Waktu selama lebih dari 60 menit terasa sangat cepat berjalan. Terasa seakan baru beberapa menit saja berada di studio NET TV yang berada di Graha Mitra,  Jakarta. Kesan itu tidaklah berlebihan, lantaran para kontestan yang tampil betul-betul mampu menyihir ratusan penonton yang berada di studio tempat berlangsungnya kontes tersebut. Terasa, ada adrenalin dengan cepat naik mengikuti dentuman musik.

Saya berada di sana bersama rekan-rekan: Dzulfikar Al A'la, Olyvia Bendon, dan Adi, persis di sisi panggung, hingga dapat menyaksikan performa peserta dan atmosfer di tribun dengan sempurna.

Mereka yang tampil sebagai peserta sangat memikat tak hanya karena beberapa di antaranya memang sudah terkenal di jagad musik nasional,  seperti Candil atau Dewi  Gita. Melainkan, karena suguhan musik tipe electro yang dimainkan para disk-jockey yang mengadu bakat di sana, mampu membuat mata terasa enggan berkedip.

Enerjik. Itulah yang sangat kental terlihat dari para peserta kontes, penyanyi dan DJ mampu mentransfer spirit mereka ke para penonton yang tak henti-henti berteriak memberikan dukungannya.

Terdapat tidak kurang dari empat tim yang bertarung pada Sabtu malam itu. Kepiawaian mereka yang diperlihatkan sepanjang kontes berlangsung, tak mudah untuk membedakan dan memilih mana yang terbaik.

Tapi,  keberadaan empat orang juri dengan latar belakang dan jam terbang tinggi di dunia musik, yang justru membantu menunjukkan sisi mana saja dari para kontestan yang pantas dikatakan betul-betul baik.

Para juri yang hanya dapat dijepret dari arah belakang (Gbr: Zulfikar Akbar)
Para juri yang hanya dapat dijepret dari arah belakang (Gbr: Zulfikar Akbar)
Maklum para juri yang dinobatkan sebagai komentator sekaligus kritikus di acara itu adalah nama-nama yang tak asing lagi di dunia musik nusantara.  Sebut saja Addie MS, Maia Estianti, Winky Wiryawan,  hingga Titi Radjo Bintang, dengan pengalaman mereka puluhan tahun, membuat kritikan yang mereka sampaikan terasa sebagai ilmu baru.

Ya, komentar dan kritik para juri The Remix sangat memperkaya wawasan musik,  tak hanya bagi kontestan,  tapi juga bagi saya sendiri yang selama ini hanya menjadi penikmat musik.

Addie MS,  misalnya, dalam menanggapi performa Beunited--salah satu tim kontestan--tak sungkan-sungkan menunjukkan ketertarikannya tanpa kesan jaim meski ia terkenal sebagai musisi papan atas nasional. Bahkan hingga kecantikan vokalisnya pun diakuinya tanpa beban, menarik perhatiannya.

Tentu saja, musisi sekelas Addie MS tak hanya tergoda dengan tampilan fisik peserta saja dan menyanjungnya, tapi ia juga mampu membuat perbandingan bagaimana proses "melahirkan" satu karya antara yang baru ditampilkan peserta dengan pengalaman pribadinya.

"Kalian memang cenderung dimudahkan dengan kemajuan fasilitas atau peralatan musik yang sekarang jauh lebih baik, karena teknologi juga mendukung, ini yang tak saya dapatkan di era saya," ucap Addie MS saat memberikan tanggapannya. "Jadi, seharusnya, dengan semua kelebihan itu, terlepas performa sekarang sudah bagus namun masih besar kemungkinan untuk dikembangkan menjadi jauh lebih baik."

Juri lain,  Maia Estianti sendiri tak hanya memperlihatkan kecantikan yang terkesan tak berkurang. Sekalipun ia adalah ibu beranak tiga, namun ia tetap menjadi magnet tersendiri di event kontes tahunan NET TV itu. Ia terlihat sangat disegani para juri lain, dan acap kali secara terbuka meminta para juri agar objektif dalam menilai peserta.

"Bagi gue gak ada cerita bahwa juri sudah saling kenal dengan peserta, selama perform tetap saja yang harus dinilai adalah performanya, kualitas," ucap Maia, memperlihatkan karakter kritisnya dan ketegasannya. Soulplanes, Rockalizer, Beunited, dan Electroma sebagai tim-tim yang tampil malam itu, tak lepas dari sorotan mantan istri Ahmad Dhani tersebut. Menariknya, apa saja yang menjadi kelebihan dari tim-tim itu pun tak begitu saja dinafikannya. Terlihat, beberapa kali Maia juga menyanjung kelebihan para kontestan itu.

Maia tak hanya mengkritik kontestan, tapi sesama  juri pun tak luput dari "omelan" - nya. Selain, dia pun piawai menyampaikan kritikan yang diiringi juga dengan seloroh yang dengan cepat mampu mencairkan suasana. Addie MS dan Winky Wiryawan,  kerap jadi sasaran ledekannya yang berujung ledakan tawa sesama mereka dan juga penonton yang memadati tribune studio.

Keberadaan para juri itu setidaknya mampu memperlihatkan banyak sisi kelebihan dari event bertajuk The Remix tersebut. Musik electro tak melulu identik dengan hura-hura atau stereotype negatif, melainkan di sini juga berisi perjalanan proses berkesenian dari para peserta.

Selain itu, para kontestan juga mampu menunjukkan bahwa musik berkualitas takkan benar-benar tenggelam, terlepas misalnya sebuah lagu sudah berusia bertahun-tahun. Lagu-lagu itu  masih selalu terbuka kemungkinan untuk terus dikreasikan dan disesuaikan dengan kultur musik kekinian.

Tampaknya karakter dan spirit dari NET TV sendiri yang kental terlihat dari acara kontes itu sendiri. Ya, menghibur tak berarti kosong dari nilai pendidikan, dan itu dapat dirasakan dari acara kontes seperti The Remix 2016.* (Twitter: @zoelfick)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun