Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wajah Kepolisian Pascateror di Thamrin

19 Januari 2016   20:50 Diperbarui: 19 Januari 2016   21:30 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pahlawan tak pernah meminta untuk digelari sebagai pahlawan. Sedikitnya, inilah yang kini dialami Kepolisian Negara Republik Indonesia, terutama setelah tragedi di kawasan Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016 ini. Keberhasilan mereka menumpas pelaku teror, membuat rakyat di republik ini kembali mengakui, Polri masih bisa diharapkan.

Mau tak mau harus diakui, institusi tersebut kerap tercoreng yang kerap kali terjadi karena ulah sebagian oknum polisi. Entah karena tingkah para oknum itu saat menghadapi masyarakat; di kantor ketika menerima pengaduan, di jalan raya, perbatasan lintas kota, dan lainnya. Citra buruk itu berlangsung sekian lama, dan terkesan tak digubris bagaimana mengembalikan citra kepolisian.

Alhasil, prestasi demi prestasi yang sebenarnya telah ditorehkan sebagian polisi lainnya, seperti tertutupi oleh segelintir oknum. Mata masyarakat di negeri ini akhirnya lebih tertuju pada “penjahat” di dalam tubuh kepolisian. Kecenderungan yang terjadi, sisi buruk Polri terkesan lebih banyak dibandingkan sisi baiknya, dan ini jelas sebuah ironi yang sulit.

Sampai kemudian, bom dan letusan senjata terjadi di Thamrin. Sederet nama dari Mabes Polri hingga Polda Metro Jaya sampai dengan aparat Polsek pun mencuat. Polisi kembali terlihat sebagai pahlawan—sekalipun masih ada saja yang meremehkan pertaruhan nyawa yang dilakukan anggota institusi tersebut.

Media-media, entah televisi atau juga internet dan cetak, kian ramai membincangkan aksi heroik aparat kepolisian dalam tragedi yang menelan korban hingga puluhan orang itu. Sekalipun, sejatinya tak sedikit kasus lain yang tidak kalah heroik sebelumnya pernah ditangani mereka. Tapi, mau tak mau harus diakui, gaung aksi terorisme kali ini yang mendunia dan kepolisian mampu mengatasinya dalam hitungan menit, mengesankan seolah inilah aksi paling heroik yang pernah dilakukan Polri.

Terlepas dari itu, saya justru merinding dengan kecintaan yang diperlihatkan masyarakat negeri ini kepada institusi tersebut. Simak saja seperti apa isi Twitter, Facebook, dan berbagai media sosial, nyaris dipastikan bahwa yang menunjukkan apresiasi kepada aparat kepolisian kali ini jauh lebih besar dibandingkan sebaliknya.

Sebut saja yang terlihat dari akun Facebook Kombes Krishna Murti, Direskrim Polda Metro Jaya, satu postingan saja bisa mendapatkan lebih dari 13 ribu like, selain ratusan share. Di samping, saat artikel ini dibuat, telah terdapat 147.452 orang yang menjadi follower di akun facebook perwira di Polda Metro tersebut.

Ini tentu saja hanya indikator kecil untuk menilai apakah Polri pascatragedi di Thamrin kian membaik atau tidak. Setidaknya, itu bisa menjadi sinyal bahwa terlepas tragedi itu sendiri meresahkan dan menyedihkan, tapi kepolisian masih menjadi menjadi harapan bagi sebagian besar masyarakat.

Artinya, pascatragedi itu sendiri, kepolisian tak lagi “solo run” alias berlari sendiri. Apa saja yang mereka lakukan, terutama yang terpublikasi, akan selalu mendapatkan dukungan dari rakyat sepanjang itu sejalan dengan mandat rakyat lewat Undang Undang.

Dukungan itu juga bisa dipastikan kian besar, ketika Polri tetap menunjukkan kinerja tidak setengah-setengah sekalipun tak terpublikasi. Toh, kebaikan meski tak dipublikasikan media, masih ada Tuhan yang akan menunjukkan pekerjaan kalian dengan cara-Nya.* Follow: @zoelfick

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun