Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Politik featured

Lima Menit Pidato Soekarno di Lapangan Ikada

16 September 2013   20:04 Diperbarui: 19 September 2019   09:57 8849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Percayalah rakyat kepada Pemerintah Republik Indonesia. Kalau saudara-saudara memang percaya kepada Pemerintah Republik yang akan mempertahankan Proklamasi kemerdekaan itu, walaupun dada kami dirobek-robek, kami tetap akan mempertahankan Negara Republik Indonesia. Maka berilah kepercayaan itu kepada kami dengan cara tunduk kepada perintah-perintah dan tunduk kepada disiplin."

Tak lama setelah menyampaikan beberapa patah kata untuk meyakinkan rakyatnya, Soekarno sama sekali tidak menyampaikan hal lain yang lebih panjang.

Ia hanya berucap, "Pulanglah dengan tenang. Tinggalkan rapat ini sekarang juga dengan tertib dan teratur. Tunggulah berita dari pada pemimpin di tempatmu masing-masing. Sekarang bubarlah. Pulanglah saudara-saudara dengan tenang."

Menjadi hal yang di luar dugaan banyak pihak, perintah Soekarno dipatuhi oleh rakyat yang membludak di Ikada.

Dan, dari berbagai catatan disebutkan, pidato singkat Soekarno saat itu dinilai mampu menjadi obat atas keraguan rakyat negara yang saat itu masih sebagai bayi. Nyaris tidak ada kecaman terhadap pemimpin pertama Indonesia itu. Sekalipun, hanya untuk mendengar pidato super singkat itu, masyarakat harus menunggu hingga 10 jam. 

Tak kalah menarik, keributan yang sempat dicemaskan oleh banyak kalangan, sama sekali tidak terjadi. Penduduk yang hadir mampu memperlihatkan "disiplin" seperti diharapkan oleh sang pemimpin.

Pada tiap 19 September, sepertinya momentum di Lapangan Ikada itu layak dijadikan cermin: apakah pemimpin hari ini mampu membuat rakyat mendengar kata-kata mereka? Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun