"Dia disingkirkan setelah menjadi presiden Indonesia hanya satu tahun lima bulan karena menuruti desakan Barat untuk menggelar referendum rakyat Timor Timur yang menyebabkan wilayah ini keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 30 Agustus 1999," urai Zainuddin di tajuk rencana surat kabar yang beralamat di Jalan Chan Sow Lin tersebut.
Di tulisan itu, ia ingin menjadikan Anwar Ibrahim sebagai titik bidik. Terlihat dari cara ia berpendapat, bahwa kesamaan antara Anwar Ibrahim dan Habibie adalah, keduanya sebagai musuh dalam selimut pemimpin di masanya.
"Pada hakikatnya, mereka berdua adalah Dog of Imperialism," tuding Zainuddin dalam tulisannya. Tak pelak, Anwar Ibrahim juga membalas tudingan yang disampaikan rival politiknya itu. Di surat kabar Keadilan Daily, Sang Datuk mengatakan, Zainuddin melakukan itu karena ia kecewa. Pasalnya, sosok tersebut kalah dari partai Anwar, Partai Keadilan Rakyat.
Bagaimana tanggapan Habibie? Sampai tulisan ini ditayangkan, ia terlihat tidak terbeban. Sepertinya eks Institut Teknologi Bandung ini menganut konsep, "Don't sweat with a small stuff." Namun, sebaliknya bagi kalangan politisi. DPR bahkan berencana melayangkan gugatan terkait tulisan Tan Sri Zainuddin bin Maidin. Begitu juga halnya dengan jejaring sosial, baik Facebook maupun Twitter dibanjiri dengan topik persoalan tersebut. Sepertinya, hubungan kedua negara bisa saja menjadi kian memburuk pasca kasus ini.
Terkait itu pula, Anwar Ibrahim berujar, "(Meski hubungan kedua negara memburuk) namun kami akan berusaha untuk memperbaikinya," demikian harapan Yang Berhormat Dato' Seri Anwar Ibrahim. (Follow:Â @zoelfick)
Tulisan Terkait:
- UMNO di Belakang Penghinaan terhadap Habibie
---------------------
*Bahasa saya sesuaikan dengan bahasa Indonesia.
**Sumber:Â http://pmr.penerangan.gov.my/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H