Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Republik Abu Nawas

20 Januari 2011   13:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:21 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau menyimak dari judul saja, saya kira sah kalau saya menginterpretasikan bahwa republik ini memiliki presiden yang sebenarnya adalah Gayus. Terbukti, Gayus, seperti juga disitir Christianto di tulisan itu, dari penjara bisa membuat demikian banyak macan hukum kehilangan taring dan kukunya. SBY sendiri sebagai presiden tidak punya kekuatan seperti halnya Gayus.

Nah, saya sendiri, tanpa membantah pandangan Christianto, tertarik untuk menyebut negeri ini sebagai negeri Abu Nawas. Alasan saya cuma karena "alasan". Artinya, selama siapa saja di negeri ini bisa mencari alasan, apa saja menjadi sah. Apa saja bisa menjadi benar. Sedangkan hukum, sejauh ini sepertinya belum ditakdirkan Tuhan untuk bisa berada di tangan Hakim Bao (seorang hakim di negeri Tiongkok yang melegenda).

Tak heran. Keculasan bisa ditemukan dengan mudah di mana-mana. Dari sopir taksi yang bisa mengibuli penumpang. Yang kuat mengibuli yang lemah. Yang merasa diri cerdas mengibuli yang dirasa tolol. Mata rantai itu tidak pernah putus. Sebab, sangat jarang tukang kibul  bisa melahirkan seorang pendeta, ulama, Nabi dan sebagainya.

Kalaupun ada kebalikan dari itu,  nyaris bisa dipastikan sebagai mukjizat. Sedang mukjizat itu setahu saya sangat khusus. Tuhan pun punya alasan 'luar biasa' untuk bisa hadirkan mukjizat itu. Agar bisa seperti Musa membelah Laut Merah. Seperti Yesus menghidupkan orang mati. Atau Muhammad SAW bisa berjalan dalam satu malam sampai ke langit.

Saya tidak bisa menebak-nebak, kapan Tuhan tertarik turunkan mukjizat di Negeri Gayus eh Abu Nawas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun