Tetapi karena hanya diperluas tanpa material yang dibutuhkan laiknya jalan. Tak ayal kondisi yang ditemui jelas tidak terlalu jauh berbeda dari sebelumnya.
Sedangkan anak-anak di sini. Sama sekali tidak memiliki sarana hiburan. Untuk keperluan menonton tivi saja. Biasanya anak-anak ini harus mendatangi desa tetangga sampai 3 KM jauhnya dari desa mereka.
Tentu bukan tidak berisiko. Karena mereka menonton malam hari selepas mengaji sekitar jam 9 malam. Sebab, lokasi yang dikitari hutan itu juga dihuni teungku rayeuk dan nek, sebutan masyarakat setempat untuk gajah dan macan.
Semoga saja, tahun ini mereka yang lahir dan bernafas di desa itu bisa lebih dimanusiakan oleh pemerintahnya (ZA).
Cilandak 16 Jan 10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H